Lihat ke Halaman Asli

Tidak Semuanya Dimulai dari Diri Sendiri

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anda pasti ingat kisah tentang Mengubah Dunia, seperti tertulis dibawah ini:

"Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negeriku saja.

Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negeriku, aku mulai berusaha mengubah masyarakatku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah masyarakatku, maka aku mulai berusaha mengubah keluargaku. Kemudian akupun sadar aku semakin renta, aku juga tak bisa mengubah keluargaku.

Ketika waktuku sudah hampir habis, aku menyesal ternyata satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri. Bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku kemudian masyarakatku. Pada akhirnya aku akan mengubah negeriku dan setelah itu aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini."

Setelah menyetujui pendapat itu selama beberapa lama, pada akhirnya saya tidak sependapat sepenuhnya. Menurut saya cerita itu membuat orang menjadi pesimis dan menguburkan impian banyak orang lain.

Untuk membuat sesuatu yang besar, mengubah orang lain bahkan mengubah dunia tidak lagi diperlukan memulai dari diri sendiri. Kita bisa mulai dari sesuatu yang besar, karena yang besar bisa membawa hal-hal yang kecil. Seseorang yang bergama Nasrani tidak perlu beralih menjadi Islam hanya untuk menyuruh teman muslimnya sholat. Seorang Steve Jobs tidak perlu menjadi ahli komputer untuk mendirikan Apple, begitu pula dengan Bill Gates. Seorang Mourinho tidak perlu menjadi pemain sepak bola untuk merubah Inter Milan menjadi juara Eropa. Apakah seorang pak Tung harus jatuh bangun dulu membesarkan sebuah perusahaan dan kemudian menjadi seorang konsultan perusahaan. Pak Eka Tjipta (pendiri Sinarmas Grup) lebih berpengalaman dari pak Tung dalam hal membesarkan perusahaan, tapi mengapa pak Tung yang jadi konsultan?

Mengapa demikian? Karena ada perbedaan kondisi , pengetahuan atau pengalaman berbeda antara kita dengan yang lain. Tapi jika kita menunggu diri kita berubah untuk menyuruh orang berubah, maka sampai kapan semuanya akan berubah. Sesuatu harus dimulai. Ayah Anda seorang yang tidak bisa memainkan komputer, tapi mengapa dia sanggup menyuruhnya kuliah di bidang komputer sehingga sang anak menjadi seorang ahli komputer. Jangan, jangan tunggu diri kita menjadi sempurna untuk melakukan hal-hal besar. Kalau Anda ingin merubah negara ini dengan kemampuan Anda sebagai Akunting, maka rubahlah. Kalau Anda ingin membuat hutan di dunia, tidak harus menanam bunga dalam pot, alih-alih Anda bisa mengajak keluarga, teman Anda atau siapa saja bahkan dunia sekalipun (melalui jaringan) untuk menanam pohon.

Keinginan adalah hal besar. Semangat adalah motivasinya. Sedangkan tindakan adalah apinya. Jadi, jika Anda ingin merubah hal-hal besar, maka rubahlah sekarang dan Anda sedang membuat revolusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline