Lihat ke Halaman Asli

Metro TV Blunder, Merugikan Jokowi

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama masa kampanye ini Metro TV sering menghadirkan tayangan yang menyudutkan Prabowo, terutama masalah masa lalunya dan terakhir terkait dengan Allan Nairn. Sesungguhnya apa yang dihadirkan Metro TV saat ini merupakan blunder berbahaya bagi elektabilitas Jokowi-JK. Mengapa? Pertama, Metro TV bermain kasar dan terlalu menohok Prabowo. Hal ini memperlihatkan bahwa Metro TV sangat berambisi menenggelamkan Prabowo. Masyarakat (saya contohnya, dan banyak rekan-rekan saya) bisa menilai wajah sebenarnya di balik Metro TV. Kami juga membandingkan antara Metro TV dengan TV One, dimana meski TV One condong ke Prabowo namun mereka tidak memberikan porsi durasi yang lama dan sering untuk Prabowo, bahkan TV One kerap kali menayangkan iklan kampanye Jokowi-JK. Apalagi ditambah dengan tayangan Piala Dunia, maka kesan TV One sebagai saluran TV PD lebih terasa ketimbang TV Prabowo. Disamping itu, pihak agensi pun juga ikut menilai dan itulah mengapa iklan produk di TV One lebih banyak ketimbang Metro TV pada acara yang serupa (contohnya berita atau dialog).

Kedua. Dengan gencarnya berita penyudutan Prabowo justru lebih menguntungkan Prabowo. Masyarakat tidak terlalu terpengaruh isu-isu HAM maupun masa lalu Prabowo. Kami hanya tahu Prabowo tegas, tampan, berwibawa dan berani mengambil risiko. Prabowo juga bermain lepas dan tidak ada beban “prestasi” seperti Jokowi. Tentu saja hal ini mempengaruhi jika membandingkan keduanya aple to aple. Contohnya: jika keduanya sama-sama dilontarkan isu SARA, maka Jokowi-lah yang lebih dirugikan ketimbang Prabowo. Prabowo, meski memiliki ibu dan adik non-muslim, tapi dengan Prabowo menjadi seorang muslim diantara keluarga non-muslim tentunya menjadi sebuah kebanggaan masyarakat muslim. Apalagi dukungan juga banyak dari tokoh-tokoh muslim yang selama ini antipati terhadap pemilu serta isu komunis yang sedang hangat menerpa kubu Jokowi.

Contoh lainnya masalah survei. Apapun survei yang disodorkan Metro TV sudah tidak sangat menarik lagi. Mengapa? Karena dari dulu yang demikian jika Jokowi yang disurvei. Lain halnya dengan sajian TV One maupun MNC Grup yang dibilang pakar politik tidak valid atau salah justru terlihat lebih menarik. Itulah mengapa Prabowo untuk sementara (saya gak tau sekarang) lebih unggul di Kompasiana.

Sebenarnya masih banyak blunder yang dilakukan Metro TV yang tidak hanya menurunkan elektabilitas Jokowi tetapi juga meruntuhkan kredibilitas Metro TV itu sendiri sehingga acara-acara seperti Kick Andy atau Mata Najwa juga ikut terpengaruh. Pernah di hari kamis kemarin Metro TV menayangkan Kick Andy yang seharusnya tayang di Jumat malam. Ketika itu memang TV One sedang menayangkan acara yang membuat gerah kubu Jokowi-JK sehingga acara Kick Andy dianggap bisa mengalihkan perhatian pemirsa dari TV One. Lain halnya dengan ILC-nya TV One yang tidak tayang selama masa kampanye dan pemilu.

Seandainya Metro TV menayangkan Piala Dunia.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline