Taman kota merupakan elemen kelengkapan dasar sebuah kota yang humanis dan estetik. Taman kota memiliki peran yang sangat strategis baik dari sisi estetika sebuah kota maupun dipandang dari sudut kebutuhan dasar bagi warga kota. Ketika penat selepas kerja atau dalam menjalankan olah raga pagi maka destinasi utama yang dicari pasti taman kota. Begitu vitalnya kehadiran taman kota maka tidak heran kalo kehadiran taman kota akan berkorelasi dengan indeks kebahagian warga. Semakin indah dan lengkap sarana penunjang di sebuah taman kota maka hampir dapat dipastikan indeks kebahagian warganya akan lebih baik dibandingkan dengan warga yang tidak memiliki taman kota yang refresentatif.
Namun demikian, kehadiran taman kota kadang masih abai dengan dampak ikutan yang seharusnya menjadi kelengkapan dasar sebuah taman kota yaitu fungsi edukasi. Memang sudah mulai banyak dijumpai di beberapa taman kota ada papan informasi yang berfungsi sebagai edukasi maupun ketrangan dan sejarah dari keberadaan taman kota tersebut. Sebaai contoh edukasi dan informasi mengenai nama, jenis dan fungsi dari sebuah pohon, sejarah nama dari teman kota tersebut sampai beberapa informasi seputar sejarah kota.
Namun kadang masih banyak di dalam sebuah kawasan taman kota media edukasi untuk pengolahan sampah organik yang berasal dari ranting dan daun kering yang jatuh dan berserakan di taman kota masih sedikit yang memfasilitasinya. Padahal daun kering dan ranting adalah bagaian dari siklus ekologis sebuah pohon yang kalo dikelola bisa memberikan edukasi yang luar biasa kepada warga kota. Selain kemudahan petugas kebersihan dalam menyimpan ranting dan daun kering, kehadiran lubang biopori di dalam kawasan taman kota akan memberikan banyak edukasi dan inspirasi. Tidak sedikita pengunjung taman kota akan terinspirasi dan termotivasi untuk membuat lubang-lubang biopori di sekitar rumah kediamannya.
Tidak jarang karena sempitnya tanah yang dimiliki pemerintah, taman kota hanya bisa dibuat disamping jalur pedestrian. Pohon dan rangkaian tanaman bunga banyak menghiasi sepanjang jalur trotoar. Maka dalam rangka pemeliharaan taman dan menjaga kebersihan dan keindahan pedestrian setiap pagi petugas kebersihan menyapu dan membawa daun dan ranting pohon dengan gerobak sampah. Jika disamping jalur pedestrian dan taman kota di buat lubang-lubang biopori maka akan memudahkan petugas kebersihan dalam mengelola daun kering dan ranting sert ceceran sampah organik pejalan kaki.
Saat ini barangkali rute perjalanan daun dan ranting kering sebagai sampah kota akan berakhir di TPS (Tempat pembuangan sampah) yang saat ini menjadi masalah besar di kota-kota besar. Bermasalah karena TPSA hanya jadi tempat pembuangan dengan cara di timbun. Maka bukit-bukit sampah akan menghiasi pemandangan di hampir semua TPA baik di Sarimukti Jawa Barat maupun di Bantargebang Bekasi yang juga menampung sampah dari DKI Jakarta. Oleh karena itu, semua pihak sekecil apapun wajib memiliki peran dalam menyelesaikan masalah sampah terebut. Meski hanya dengan Se-Lubang Biopori.
Biopori Segudang Manfaat
Membuat biopori tidaklah sulit. Hanya perlu kemauan dan komitmen bahwa kita semua peduli dengan pengolahan sampah, peduli dalam memanen air hujan, peduli dalam proses turut menyuburkan tanah. Selain itu secara filosofis transenden dengan membuat lubang biopori kita telah melakukan ibadah jariyah. Hal ini disebabkan upaya kita dalam memberikan makan bagi cacing dan mikrobiota yang ada di dalam tanah. Dampak baliknya cacing dan mikroba akan membantu tanah tetap gembur dan subur serta resapan air tanah akan jauh lebih besar lagi.
Hubungan timbal balik yang sangat sempurna. Bahwa sebetulnya hanya dengan membuat lubang biopori kita telah membantu memelihara bahkan masuk sebagai bagian dari ekosistem lingkungan hidup yang mutualistik. Maka ketika kita menanam pohon baik di pekarangan rumah, jalur pedestrian maupun di dalam taman kota berarti telah membuat satu bagian/ fhase dalam jaring -jaring kehidupan. Ketika pohon menghasilkan oksigen dan menyerap CO2 selama proses fotosintetis maka pohon akan tumbuh dan berkembang. Ketika daun dan ranting kering yang jatuh kita masukan ke dalam lubang biopori maka akan menjadi stok sumber makanan (humus) yang diperlukan pohon dalam fase kehidupannya.