Lihat ke Halaman Asli

Ali Rahman

Penggiat UMKM dan Aktivis Lingkungan Hidup

Sumedang Kota Buludru

Diperbarui: 9 Agustus 2024   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan Gunung Tampomas Menjadi pemandangan sepanjang jalan tol menuju Kota Sumedang  (Sumber : foto pribadi)

Insun medal, insun madangan. Aku Lahir untuk memberi pencerahan. Sehingga menjadi nama Sumedang dalam pelafalan saat ini. Sumedang Kota Tahu, Sumedang penghasil ubi cilembu yang meleleh seperti madu ketika di panggang di dalam oven.  Itulah sederetan nama dan julukan yang dilekatkan kepada kota sumedang, sebuah kabupaten yang masuk dalam provinsi Jawa Barat.  Sumedang kota pendidikan karena di Jatinangor yang termasuk salah satu Kecamatan di Sumedang berderet kampus-kampus besar seperti Unpad, ITB, STPDN dan Kampus Koperasi bernama Ikopin University.

Ada satu memori masa lampau yang barangkali bagi yang kurang peduli sejarah telah melupakan satu julukan lagi, yaitu sumedang sebagai kota buludru.  Sumedang kota buludru disebutkan oleh Bung Karno - Sang Proklamator sekitar tahun 1960 ketika beliau berkunjung ke Sumedang.  Karena Keindahan alamnya dengan pohon berderet hijau sepanjang jalan yang dihiasi punggung bukit "hejo ngemploh" membuat Sang Presiden sangat terkesan dengan keanyamanan dan keasrian alam sumedang. Sejauh mata memandang bagaikan permadani atau buludru bertema hijau jernih.  Maka terucaplah frasa Sumedang Kota Buludru.

Buludru Anti Climate Change

Tidak salah memang kalo sumedang disebut kota buludru.  Bentang alam berbukit, hamparan pesawahan dan kelokan sungai cipeles dan cimanuk membuktikan alam Sumedang yang indah bak hamparan permadani hijau.  Sebagai kabupaten agraris dan penyangga Bandung sebagai Ibu Kota provinsi Jawa Barat maka Sumedang menjadi sangat strategis.  Potensi wisata alam dan lahan pesawahan sebagai gudang pangan tentunya semakin menguatkan bahwa sumedang benar adanya sebagai buludru hijau di tatar sunda.  Sumedang yang secara filosofis sebagai kota inspirasi (insun madangan) hendaknya mengembalikan memori kota buludru untuk mengembalikan keasrian dan kenyamananya sebagai kota yang rimbun dan rindang.  Upaya yang sudah dan tengah dilakukan Pemda Sumedang dengan menambah Ruang Terbuka Hijau diyakini sebagai upaya mengembalikan jargon Sumedang kota buludru.

Tentunya upaya mengembalikan Image Sumedang Kota Buludru sangat tepat momentumnya disaat laju perubahan iklim dunia yang semakin tidak terkendali.  Sumedang kota insun madangan harus memberikan contoh (penerangan/ enlightenment) kepada dunia bahwa Sumedang - kota leutik camperenik tampil sebagai kota hijau.  Kota yang asri dengan ragam tumbuhan hijau rindang disetiap sudut kota, desa sampai ke pelosok perkampungan sumedang larang.  Sumedang harus tandang makalangan memberikan insight dalam upaya penyelamatan lingkungan.  Penghijauan di taman kota, sekolah termasuk memelihara sungai cipeles dan cimanuk untuk mempertahankan keanekaragaman satwa dan biota di dalam sungai. Sumedang memiliki gunung tampomas yang harus tetap di jaga dan dipelihara kelestarian hutan dan satwa didalamnya.

Kangen rasanya suasana nguseup (mancing) ikan tagih, melang, berod dan lalawak yang barangkali sekarang keberadaannya sudah jauh berkurang. Bahkan mungkin beberapa jenis tertentu sudah punah keberadaannya. Dengan mencanangkan Sumedang Kota Buludru hendaknya tidak hanya taman-taman kota saja yang ditambah tetapi konservasi sungai, bendungan jatigede, gunung tampomas juga masuk ke dalam penataan kawasan hijau abadi. Tentunya bingkai dari semua penataan itu adalah dalam rangka menumbuhkan kawasan eco-wisata berbasis komoditi pertanian yang menjadi komoditi unggulan pertanian Sumedang.

Produk-produk unggulan Sumedang seperti talas semir (pandan wangi), jeruk cikoneng, sawo sukatali, gedong gincu dan tentu masih banyak lagi.  Harus masuk dalam penataan pembangunan kawasan agrowisata sebagai penguat image sumedang kota buludru.  Kedepan ada event wisata panen jeruk, festival aneka olahan talas maupun muka rumpon untuk berburu ikan di kali cimanuk.  Ragam event wisata berbasis ciri khas dan potensi budaya akan menjadi magnet dan masuk dalam calender of event wisata Jawa Barat.

Jika Sumedang Kota Buludru memiliki penerjemahan seperti itu, maka selain lingkungan menjadi lestari juga akan menumbuhkan potensi ekonomi lokal.  Tentu ujungnya adalah kelestarian lingkungan yang menumbuhkan peluang peningkatan kesejahteraan warga sumedang.  Apalagi sekarang jalan tol sudah membelah kota sumedang.  Maka akses wisatawan yang sudah suntuk dengan kemacetan kota bandung akan mudah mencapai sumedang.  Tinggal segera bebenah kota sumedang menangkap kelimpahan wisatawan yang sudah bosan dengan kemacetan menuju lembang dan pangelengan/ ciwidey.  Segera siapkan destinasi wisata yang ramah lingkungan, mudah akses menuju lokasi serta jangan lupa jaga kelestarian alamnya.  Sehingga Image Sumedang Kota Buludru benar adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline