Lihat ke Halaman Asli

Alip Yog Kunandar

TERVERIFIKASI

Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Stalin: (113) Razia Toko Buku di Tiflis

Diperbarui: 25 Maret 2021   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal Vol. III: (101) Digantung Status

Episode Sebelumnya: (112) Cerita Si Kamo dari Markas Tentara

*****

Suatu hari, saat akan menuju Sarang Setan pada waktu istirahat, Soso bertemu dengan si Said Devdariani di depan sekolah. Sebetulnya bukan bertemu, tapi si Said yang memanggilnya.

"Ada kabar buruk..." katanya dengan wajah datar. "Polisi merazia toko-toko buku di seluruh Tiflis. Toko buku milik kawan Yahudi-mu, dan juga toko buku Gege Imedashvili juga kena. Banyak buku-buku yang disita dan entah dibawa kemana...."

Soso melongo, ia memang agak terlambat keluar dari dalam lingkungan sekolah. Tadi ia bertemu dan berbincang singkat dengan Romo Nikolai Makhatadze. "Serius Id, memangnya buku-buku apa saja yang disita?" tanya Soso.

"Banyak, buku-buku sosialisme, Marxisme, dan lainnya. Pokoknya yang dianggap bisa mengganggu keamanan dan ketertiban!" jawabnya.

"Novel-novel masuk?"

"Ya, kalau dianggap berbahaya..."

"Terus, dimana kita bisa dapatkan buku-buku yang asyik lagi kalau begitu?" tanya Soso.

Said menggeleng, "Aku dari toko buku-nya Gege barusan, sudah habis, tak banyak lagi buku-buku asyik yang tersisa. Hanya karya-karya sastra klasik yang, yaah kau tahulah, sebangsanya Shakespeare..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline