Lihat ke Halaman Asli

Alip Yog Kunandar

TERVERIFIKASI

Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Stalin: (104) Sarang Setan

Diperbarui: 15 Maret 2021   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (103) Berkumpul Kembali

*****

Tak seperti kawan-kawannya seperti si Vaso dan lainnya yang merupakan adik kelas Soso, kawan sekelasnya yang lain seperti si Peta, Seva dan lainnya, justru terkesan biasa-biasa saja dengan 'kembalinya' Soso. Untuk si Peta sih Soso maklum, anak itu memang tampaknya serius dengan pilihannya, menekuni agama.

Tapi si Seva? Ia seperti kehilangan gairah dan harapan. Waktu Soso mengajaknya ke tempat si Lado, ia tampak ogah-ogahan. "Bosen ah So..." jawabnya.

Ia memang masih memanggilnya Soso, panggilan yang semakin tenggelam di seputaran asrama. Nama Koba-lah yang berkibar. Bahkan meski guru-guru sering memanggil para siswa dengan nama aslinya, sesekali ada juga yang memanggilnya Koba.

"Kenapa sih?" tanya Soso.

"Males aja!" Seva tak menjelaskannya.

Soso pun meninggalkannya. Seva tampaknya belum tahu soal nasib si Lado yang menghilang. Ia berangkat ke sana sendirian. Dan ternyata rumah kontrakannya masih juga suwung alias kosong. Tak terlihat adanya tanda-tanda kehidupan. Mungkin anak itu memang belum kembali sejak peristiwa demo buruh itu.

Soso melipir ke Kedai Jerman, berharap bisa bertemu dengan Sabine untuk menyapanya sekaligus menanyakan kabar soal si Lado, barangkali ia tahu.

Tapi alangkah kecewanya Soso, karena Sabine tak terlihat. Ia menanyakannya pada seorang pegawai kedai. "Dia balik ke Jerman seminggu yang lalu.." jawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline