"Bodo kok dipiara. Piara kambing, bisa beranak!" kata Wak Dulkhamid, saat mendengar rencana Darman mau menggulingkan Haji Samud yang saat ini menjabat sebagai lurah.
"Justru itu, Wak. Kalau Haji Samud sudah digulingkan, kita bisa miara kambing!" tukas Darman.
"Apa hubungannya lurah digulingkan, sama miara kambing?" Wak Dulkhamid masih menceleng.
"Karena Haji Samud punya istri tiga!" jawab Darman.
"Tambah gak nyambung. Lurah digulingkan, miara kambing, sama Haji Samud istrinya tiga!"
"Nyambung lah Wak. Gimana si Wak ini. Pakai otak dong!"
Wak Dulkhamid tambah emosi. "Sekarang bawa-bawa otakku pula. Kenapa kau nggak pake otakmu saja, jangan dianggurin terus, bulukan nanti!"
"Makanya Wak. Kalau otaknya dipake, yang saya bilang tadi itu nyambung. Saya kan naksir Markonah, bini mudanya Haji Samud. Tahu kan, yang paling demplon itu!"
"Bawa-bawa si Markonah pula. Sakit kepalaku Man!"
"Markonah itu kan pensiunan penjual jamu Wak.. kalau saya bisa dapetin dia, saya nggak bakalan sakit kepala kayak Wak ini. Masak diajak ngomong aja langsung sakit kepala!"
"Jamu lagi kau sebut-sebut!"