Lihat ke Halaman Asli

Alip Yog Kunandar

TERVERIFIKASI

Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Tim "Pulungan" Klub Liga Primer Inggris

Diperbarui: 2 Februari 2021   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar diolah dari bbc.co.uk

Masa transfer tengah musim 2020-21 Liga Inggris sudah berakhir semalam. Nyaris tak banyak kejutan. Diantara pemain masuk yang 'lumayan' antara lain Arsenal yang kedatangan Martin Oodegaard (pinjaman dari Real Madrid), Liverpool kedatangan dua bek tengah, Ben Davies (Preston), dan ini yang ditunggu lama, Ozan Kabak dari Schalke, meski masih berstatus pinjaman. Manchester United kedatangan Amad Diallo dari Atalanta. Wolverhampton kedatangan Willian Jose dari Real Sociedad.

Justru sebaliknya, rombongan keluar yang lumayan banyak melibatkan nama tenar. Inilah yang menarik. Arsenal dan Leicester City adalah yang paling banyak melepas pemain yang memiliki kualitas lumayan, bahkan di atas rata-rata seperti Mesut Ozil.

Kalau saja pemain-pemain 'buangan' ke luar Premier League ini dikumpulkan, hasilnya ternyata lumayan juga, bisa bikin sebuah klub yang lumayan tangguh, dengan formasi cukup lengkap (geser-geser dikit lah). Catatannya, hanya pemain yang 'dibuang' ke luar klub Premier League, entah itu dipinjamkan atau dilepas sama sekali. Jadi pemain yang menyebrang ke sesama klub EPL tidak dihitung (misalnya Jesse Lingard yang dipinjamkan MU ke West Ham, atau Ainsley Maitland-Niles dari Chelsea ke West Brom).  

Berikut ini adalah starting XI hasil mulung tadi:

KIPER

Paulo Gazzaniga (Spurs -- Elche)

Paulo Gazzaniga (29 th) adalah pilihan terbaik di posisi ini. Usia 29 tahun belum 'tua' bagi seorang kiper. Bahkan mungkin sedang bagus-bagusnya, kalau, kalau sering dimainkan. Masalahnya, pemain asal Argentina yang lebih banyak berkarir di Inggris ini tak pernah benar-benar menjadi pilihan utama di tim manapun yang dibelanya.

Di Gillingham, klub professional pertamanya di Inggris, ia jadi cadangan Ross Flitney. Naik kelas ke Southampton tahun 2012, pun nasibnya sama. Ia selalu jadi pilihan kedua antara Kelvin Davis, Arthur Boruc, dan Fraser Foster. Hanya 21 kali tanding selama empat tahun. Status kiper utama baru disandangnya saat dipinjamkan ke Rayo Vallecano di Spanyol musim 2016-17. Ia bermain sebanyak 32 kali. Sayangnya, Vallecano saat itu hanya bermain di Segunda Division, bukan La Liga, jadi tak pernah berhadapan langsung dengan Leonel Messi atau Christiano Ronaldo.

Pelatih Tottenham Hotspur yang juga mantan pelatihnya di Southampton, Mauricio Pochettino memboyongnya ke London tahun 2017. Lagi-lagi harus jadi cadangan Hugo Lloris. Ia diberi kesempatan debut lawan Crystal Palace September 2017, dan bermain apik, cleansheet, dan timnya menang 1-0. Musim berikutnya, ia hanya tampil tiga kali. Tapi kesempatan unjuk gigi sesungguhnya datang juga waktu Lloris cedera bahu musim 2019-20. Ia berhasil menggusur Michel Vorm. Lumayan, 18 kali tampil di liga, dan empat kali di Champions League.

Sayangnya, awal musim ini, Spurs kedatangan Joe Hart yang sudah kenyang jadi kiper utama baik di Manchester City maupun di Timnas Inggris. Hugo Lloris pun sudah anteng lagi sebagai pilihan utama Mourinho. Gazzaniga pun dipinjamkan ke Elche untuk mengadu nasib berlaga di La Liga.

BELAKANG

Sead Kolasinac (Arsenal -- Schalke)

Sead Kolasinac (27 tahun) lahir di Karlsruhe Jerman, dan pernah membela Timnas Jerman U18-20 sebelum memutuskan untuk membela tanah leluhurnya Bosnia Herzegovina di level senior. Ia dibesarkan oleh Schalke hingga tahun 2017. Di sana, ia bahkan sempat menyandang ban kapten, sebelum bergabung dengan Arsenal yang masih ditangani Arsene Wenger dan langsung bersinar. Tampil 36 kali di berbagai ajang dan menyumbang 5 gol.  Berkat penampilan apiknya, hingga kepemimpinan Unai Emery, ia masih dipercaya di posisinya itu, bek kiri. Sayangnya, kedatangan Kieran Tierney dari Celtic mulai menggusur tempatnya dan lebih dipercaya oleh Mikel Arteta. Awal musim ini, ia hanya bermain sekali, sebelum akhirnya dipinjamkan ke klub yang membesarkan namanya, Schalke.

Sokratis Papasthathopolous (Arsenal -- Olympiacos)

Pemain asal Yunani yang memulai karirnya di AEK Athens ini memang sudah agak tua (32 tahun). Tapi pengalamannya sangat mentereng. Ia sudah malang melintang di banyak klub Eropa; Genoa, AC Milan, Werder Bremen, Borrusia Dortmund, sebelum akhirnya berlabuh di Arsenal tahun 2018.

Bersama Milan, ia merasakan gelar juara Italia musim 2010-11. Tapi karir terbaiknya justru saat berada di Dortmund. Di bawah asuhan Jurgen Klopp, ia tampil solid dengan tampil sebanyak 42 kali di berbagai ajang. Pun ketika ditinggalkan Klopp, ia tetap jadi pilihan utama mengawal lini pertahanan Die Borussen. Total ia tampil sebanyak 198 kali di sana dengan sumbangan 10 gol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline