Lihat ke Halaman Asli

Alip Yog Kunandar

TERVERIFIKASI

Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Stalin: (42) Iblis

Diperbarui: 8 Januari 2021   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WPAP by Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (41) Kopi dan Tembakau

*****

Semalaman Soso tersiksa. Ia sulit untuk tidur. Padahal sudah berusaha untuk memejamkan mata. Lampu Kamar Terkutuk sudah dimatikan seperti lampu di kamar-kamar lainnya. Kalau saja bisa menyalakan lampu, mungkin Soso tak terlalu gelisah, ia bisa membaca. Tapi itu enggak, sudah susah tidur, nggak bisa baca pula.

Akhirnya, ia baru bener-bener tertidur setelah malam sangat larut. Untung saja dia nggak kesiangan. Kalau saja si Niko tak batuk-batuk dan bolak-balik ke WC, bisa jadi dia kebablasan tidur. Tapi ya itu, kepalanya berat banget. Memang bukan berat seperti kebanyakan minum anggur atau chacha, tapi berat karena kantuk yang masih menggelayuti matanya. Di kelas, ia mati-matian supaya nggak sampai tertidur.

Celakanya, ia sudah kadung janji pada si Lado untuk berkunjung ke tempat tinggalnya hari itu. Soso lalu mengajak Peta dan Seva, karena keduanya juga kenal dengan si Lado. Tapi Peta menolak. Hanya si Seva yang mau, itupun setelah diiming-imingi merasakan nikmatnya minum kopi. Kalau enggak, bisa-bisa ia harus pergi sendiri terus ketiduran sambil jalan dan ketabrak kereta atau unta pengangkut barang.

"Rasanya kayak anggur ya So?" tanya Seva saat mereka berjalan kaki menuju tempat tinggal si Lado. Lumayan jauh sebetulnya. Tapi Soso sudah berpikir, nanti saja lah saat pulang mereka mungkin perlu naik kereta supaya nggak telat balik ke sekolah.

"Jauh lah... ini pahit-pahit gimanaaa gitu..." jawab Soso.

Untunglah mereka segera sampai di tempat tinggal si Lado. Nggak terlalu sulit menemukannya. Selain Soso pernah mengunjungi daerah itu, petunjuk si Lado juga cukup jelas. Lado tampak gembira menyambut dua teman masa kecilnya itu. "Mana si Peta?" tanyanya.

"Nggak usah nanyain dia, dia mah serius mau jadi pendeta ..." jawab Seva.

"Nggak usah sewot gitu dong, bapakku juga pendeta..." kata si Lado.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline