Lihat ke Halaman Asli

Alip Yog Kunandar

TERVERIFIKASI

Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Stalin: (23) Pembajak yang Dibajak

Diperbarui: 23 Desember 2020   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WPAP By Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (22) Rencana Pembajakan

*****

Di Gori, Sungai Kura bercabang dua. Jalur utamanya disebut Mktvari membentang ke barat sampai ke hulunya di wilayah Otoman sana. Cabangnya yang menuju utara disebut Liakhvi. Liakhvi, sebagaimana kantong-kantong peradaban manusia yang biasanya berpusat di tepi laut, danau, atau sungai, juga melintasi beberapa kota kecil; Tskhinvali, Tamarasheni, Didi Gupta, Java, hingga Litsi yang berada paling dekat dengan hulu sungainya di perbatasan Osetia. Sebelah utara Benteng Gori, Liakhvi bercabang lagi, tapi lebih kecil, orang menyebutnya Gorekhi.

Tiga ekor kuda berlari kencang, melewati Benteng Gori yang megah, hitam, dalam keremangan malam yang hanya diterangi sinar bulan yang temaram. Dua ekor kuda di antaranya ditunggangi dua orang. Kuda-kuda itu menyeberangi jembatan di atas Sungai Gorekhi yang sempit, hanya bisa dilewati sebuah kereta kuda. Setelah menyebrangi sungai, kuda paling depan yang ditunggangi satu orang berhenti, lalu melipir ke pinggir jalan tanah yang sepi dan gelap. Bulan menghilang terhalang pepohonan. Dua ekor kuda di belakangnya ikut berhenti, empat penunggangnya turun.

“Tambatkan kuda di sana…” kata penunggang kuda yang paling depan kepada teman-temannya.

Setelah kuda-kuda ditambatkan cukup jauh dari jalan, lima orang lelaki yang masih berusia belia itu berkumpul.

“Kau yakin rombongannya akan lewat sini? Bukan lewat jalur satunya lagi?” tanya seseorang.

“Manalah kutahu. Infonya dari si Devo ya lewat sini…” kata penunggang kuda pertama yang tak lain dari si Gisa.

“Tapi ini kan bukan jalur utama ke Tskhinvali…” kata temannya, Davit Meskhi alias si Dada. Ia benar, ada dua jalur ke Tskhinvali dari Gori, jalur barat Sungai Liakhvi atau jalur timur. Jalur utama yang ramai waktu itu adalah jalur barat, dari Benteng Gori ke selatan dulu, menyeberangi Sungai Liakhvi, lalu menyusuri sungai ke utara. Jalur itu lebih ramai, karena banyak kota kecil yang dilewati, Variani dan Shindisi, cocok untuk persinggahan. Sementara jalur timur, sangat sepi, melewati perbukitan dan hutan, jauh sebelum mencapai Tkviavi. Orang menyebutnya sebagai jalur setan. Bukan karena banyaknya kisah mistis, tapi karena banyaknya begal dan rampok. Bahkan konon, jalur ini yang pakai ya para rampok itu sendiri, kalau mau melarikan diri. Para saudagar, jelas menghindari jalur ini. Meski bukan berarti jalur barat juga sepi dari begal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline