Lihat ke Halaman Asli

Nur Fazlin

Mahasiswa

Psikoedukasi Literasi Kesehatan Mental: Pentingnya Strategi Coping Stres Mahasiswa yang Bekerja Part time

Diperbarui: 9 November 2023   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan tinggi dalam perkuliahan merupakan tahap yang penting dan penuh tantangan, dimana individu mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja. Biasanya, mahasiswa cenderung memilih pekerjaan dengan kontrak jangka pendek atau kerja paruh waktu. Pekerja paruh waktu biasanya bekerja sekitar 40 jam per minggu, tetapi mahasiswa lebih suka bekerja paruh waktu karena lebih fleksibel dalam mengatur waktu kerja mereka seiring dengan jadwal kuliah. Pekerjaan paruh waktu juga biasanya memerlukan waktu kerja harian yang lebih singkat, sekitar 3-5 jam tergantung pada jenis pekerjaan

Namun, pendidikan tinggi sering kali disertai oleh tantangan yang signifikan, terutama bagi mahasiswa yang memutuskan untuk bekerja sambil kuliah. Mahasiswa part-time atau yang kuliah sambil bekerja akan menghadapi beban ganda, yaitu menjalani proses pendidikan tinggi sekaligus memenuhi tanggung jawab finansial mereka. Biasanya, mahasiswa cenderung memilih pekerjaan dengan kontrak jangka pendek atau kerja paruh waktu. Pekerja paruh waktu biasanya bekerja sekitar 40 jam per minggu, tetapi mahasiswa lebih suka bekerja paruh waktu karena lebih fleksibel dalam mengatur waktu kerja mereka seiring dengan jadwal kuliah. 

Pekerjaan paruh waktu juga biasanya memerlukan waktu kerja harian yang lebih singkat, sekitar 3-5 jam tergantung pada jenis pekerjaan. Kebutuhan mahasiswa juga terus meningkat sejalan dengan berjalannya tingkatan semester. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat semester yang mereka jalani, semakin banyak kebutuhan yang harus mereka penuhi, termasuk biaya pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, banyak mahasiswa mencari solusi dengan bekerja.Pada tahap ini, individu cenderung memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka secara mandiri, tanpa memberikan beban kepada orang lain dengan bekerja, tetapi tetap menjalankan kewajiban mereka sebagai mahasiswa dengan mengikuti perkuliahan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 menunjukkan bahwa di Indonesia, sekitar 2,2 juta mahasiswa menjalani pendidikan sambil bekerja (Qoura, 2021). Melihat data tersebut, tentu saja strategi coping adalah cara yang efektif sebagai kunci untuk mengatasi stres pada mahasiswa yang bekerja. Salah satu pendekatan penting yang dapat digunakan adalah psikoedukasi literasi kesehatan mental, yang melibatkan teori coping dari Richard Lazarus.

Oleh karena itu, pentingnya psikoedukasi literasi kesehatan mental dalam penerapan strategi coping stress menghadapi tekanan dari kuliah dan pekerjaan, mahasiswa perlu mengembangkan strategi coping stress yang efektif. Strategi ini mencakup pemahaman mendalam tentang stres, depresi, kecemasan, dan cara mengelola tekanan akademik serta pekerjaan.Psikoedukasi ini juga membekali mahasiswa dengan keterampilan penerapan coping stress serta memungkinkan mereka untuk menjalani gaya hidup yang sehat dan produktif.

Terdapat dua strategi dalam melakukan coping stress, yaitu emotional-focused coping dan problem-focused coping. Emotional-focused coping yaitu cara individu dalam mengatur reaksi emosional yang muncul akibat suatu masalah. Contohnya yaitu melakukan relaksasi dalam bentuk yoga, olahraga ataupun mendengarkan musik. Berbeda dengan emotional-focused coping yang berfokus pada penanganan reaksi emosional, problem-focused coping berfokus pada pengubahan masalah yang timbul akibat stres. 

Contohnya, membuat to-do-list ketika banyak yang dikerjakan, istirahat yang cukup dengan mengurangi pekerjaan yang ada dan ketika merasa mengalami stres yang berat segera memeriksakan diri. Kedua strategi ini dapat digunakan secara bersamaan ketika mahasiswa yang bekerja part time sedang menghadapi stres, namun dari setiap individu biasanya hanya menggunakan salah satu dari kedua strategi coping yang lebih dominan untuk mengatasi stresnya.

Berikut video terapi meditasi untuk mengatasi stres pada mahasiswa. Semoga bermanfaat.

(https://youtu.be/-Y0L5b3D1p4si=K8joSraKxabZ83-B)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline