Lihat ke Halaman Asli

Kita, Hujan dan Kenangan yang Berlalu

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebelum masa ini, kalau kau mungkin ingat

Kita pernah berjalan beriringan

melewati padang yang berduri

Melewati titian seperti rambut dibelah tujuh

Melewati dosa yang menjadi amanah

Entah seperti apa ceritanya tapi yang demikian berlalu begitu indah

Waktu ke waktu terasa kian menyemangati langkah

Mendera duka menjadi anugrah yang tak terkira

Mencipta luka yang tlah terbebas,

Masa semakin terasa indah kala cinta lekat pada sekat hati

Menjelma pada sebongkah gumpalan hawa

Jelang malam, ketika senja merenggut cahaya siang engkau sirna

Disini. . . .

Terekam jejak pada sisa malam di kemudian harinya

Luka yang tirus pada sekat hati, terasa kian sakit dengan hujaman mata hujan

Engkau tak pernah ku temui lagi

Berlalu bersama luruhnya hujan di penghujung september

Terima kasih, aku begitu bahagia menikmati waktu singkat kala itu bersamamu

Aku bersyukur selalu dan tak pernah tuhan berusaha melupakanmu dari ingatanku

Dan akan bersyukur pula jika engkau masih berkenan mengingatku

Bahagia bagiku seperti jalanan pada pukul dua malam

Dan dengan kesendirian ini, aku merasa menikmati hidup yang terluka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline