**Chapter 1: Misteri Pembunuhan di Rumah Tua**
Sinar matahari pagi menembus celah pepohonan, menciptakan bayangan panjang yang menari-nari di sepanjang jalan setapak yang menuju ke sebuah rumah tua di pinggir hutan.
Rumah itu, dengan jendela-jendela yang berdebu dan atap yang sudah ditutupi lumut, tampak seolah-olah ditinggalkan oleh waktu.
Orang-orang di kota kecil itu menyebutnya "Rumah Bayangan," bukan hanya karena lokasinya yang gelap dan terpencil, tetapi juga karena misteri dan tragedi yang seakan-akan menyelimuti bangunan tersebut.
Namun pagi itu, rumah tua tersebut menjadi pusat perhatian setelah mayat seorang wanita muda ditemukan di dalamnya. Lisa, seorang mahasiswa arsitektur berusia 24 tahun, ditemukan tewas mengenaskan.
Tubuhnya terbaring di ruang tamu, dengan darah yang masih segar menodai lantai kayu yang retak. Wajahnya hancur, seperti dipukuli berulang kali dengan benda tumpul.
Tetapi hal yang paling aneh bukanlah mayat itu sendiri, melainkan cermin besar yang berdiri di sudut ruangan. Cermin itu tampak bersih tanpa debu, meskipun seluruh rumah dilapisi oleh debu tebal yang menandakan bahwa tak ada seorang pun yang tinggal di sana selama bertahun-tahun.
Detektif Anton tiba di lokasi tak lama setelah laporan pembunuhan masuk. Dia adalah pria yang terkenal karena kemampuannya mengungkap kasus-kasus rumit yang sering membuat orang lain menyerah.
Usianya sekitar 40 tahun, dengan rambut mulai memutih di beberapa tempat, dan wajahnya penuh dengan ekspresi serius yang tidak pernah meninggalkannya.
Namun, di balik sikap dingin dan penuh perhitungannya, dia memiliki naluri yang kuat, sesuatu yang membuatnya mampu menghubungkan titik-titik yang tak terlihat oleh orang lain.