Rasanya memang cocok bila indonesia mendapat predikat sebagai negara dengan warga paling santuy di dunia. Bagaimana tidak? Dunia sedang heboh-hebohnya ngomongin virus corona, Indonesia yang katanya terancam terpapar virus itu masih saja bisa joget sambil ketawa-ketiwi. Ada dua alasan yang mungkin bisa menjawab pernyataan saya sebelumnya.
Pertama, rakyat kita bisa jadi belum well educated. Virus yang skala hebohnya internasional ini bisa jadi belum banyak diketahui oleh kebanyakan masyarakat kita, sehingga wajar kalau tingkat awareness pencegahannya masih belum maksimal.
Kedua, rakyat kita lebih tertarik dengan isu dan hal lain ketimbang virus yang terus meluas ini. Sedihnya, boro-boro nyari tau, banyak dari kita justru terutama generasi muda yang malah lebih asik main tik tok ketimbang jaga-jaga soal apa yang sedang terjadi hari ini.
Ngomong-ngomong soal tik tok dan anak muda, nampaknya hari ini memang secara langsung maupun tidak langsung keduanya saling terhubung. Kisah percintaan anak muda yang banyak lika-liku dan dinamikanya rasanya agak cocok dengan kondisi dan status tik tok di Indonesia.
Tak aneh menurut saya karena beberapa waktu terakhir memang kominfo kita banyak tingkahnya. Kebijakan-kebijakannya banyak yang menuai kontroversi.
Orang bilang kita gak boleh banyak suudzon, harus lebih sering husnudzon. Oke, kalo gitu. Sebaik-baiknya saya berprasangka, saya anggap apa yang sudah atau akan dilakukan mereka punya tujuan baik. Kalaupun ternyata gak baik, minimal menghibur. Wajar, publik kita hari ini kurang hiburan, euy. Hiks.
Tik tok adalah platform video musik dari Tiongkok yang membolehkan penggunanya untuk dapat membuat video musik mereka sendiri. Di Indonesia khususnya, aplikasi ini merebak sudah lumayan lama. Mulai dari zaman awalnya, muncul nama Bowo Anpeliebe sampai akhirnya sekarang muncul nama Cimoy Montok. Berubah dedengkot, berubah juga kebijakan Kominfo terhadap tik tok.
Awalnya, aplikasi ini banyak menuai kecaman dari masyarakat. Bahkan saking ekstremnya, tiktokers sempat dicap alay. Kominfo merespon hal ini bahkan sempat juga memblokir aplikasi yang sekarang viral ini. Anehnya, sekarang gak tau muncul dari permukaan yang mana tiba-tiba aplikasi ini viral lagi. Padahal dulu diblokir bahkan dikecam.
Yang lebih anehnya lagi, sekarang bahkan Kominfo sendiri malah punya akun tik tok.
Well, memang dari segi konten sudah lebih aman, sudah banyak filter dan kenaikan. Tapi, kalau dipikir-pikir, pemblokiran yang dulu dilakukan, bisa jadi akan terjadi kedepannya. Ini bisa terjadi karena aplikasi ini dinamis dan semua orang bisa coba. Ini juga artinya tik tok dan tik tokers itu sendiri sedang 'digantung' masa depannya. Karena kan gak menutup kemungkinan, kalau diwaktu mendatang jangan-jangan tik tok diisi orang yang memang gak diedukasi dengan baik dan pada akhirnya bikin Kominfo mau gak mau harus tutup akun dan blokir tik tok yang kedua kalinya.
Sebagai orang yang sekarang tergolong muda, saya paham betul bahwa digantung itu gak pernah enak. Apalagi digantung doi. Hiks. Akhirnya sampai sini ketemu juga titik bahwa anak muda dan tik tok punya kesamaan. Sama-sama pernah digantung, dan tau kalau digantung itu menyebalkan.