Lihat ke Halaman Asli

Alin You

Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

[Serial Noval] The Perfect House For The Perfect Couple

Diperbarui: 30 Desember 2019   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: brilio.net

Entah kenapa akhir-akhir ini, klien yang datang kepadaku itu adalah klien-klien terpilih dan super ajaib. Setelah tiga bulan lebih dibikin pusing oleh Mr. Chou, seorang pengusaha asal Tiongkok berwarganegaraan Singapura, yang minta dibuatkan desain rumah modern bergaya Eropa namun tetap tampak minimalis--nah, sampai sini saja aku sudah mulai dibuat senut-senut mengartikan keinginan klienku yang satu ini. Dan menurut pengakuan Mr. Chou, rumah tersebut sekiranya hendak dipersembahkan khusus untuk istri mudanya yang orang Indonesia asli sebagai hadiah ulang tahun. 

Wow, so amazing! Aku saja sempat membayangkan seperti siapakah sosok sang istri tersebut? Karena setiap kali berkonsultasi, Mr. Chou tidak pernah sekalipun membawa istrinya. Oh, sayang sekali ya.

Tapi, sudahlah. Yang penting urusan dengan Mr. Chou akhirnya kelar juga. Dan untuk itu, aku akhirnya memilih mengambil cuti selama dua pekan ke Karawang guna me-refresh otak, pikiran dan tenagaku untuk menerima proyek berikutnya. Beruntung aku memiliki bos seperti Mr. Philips, yang sangat memahami kondisi setiap anak buahnya. Sehingga saat pengajuan cuti, tanpa banyak tanya dan pertimbangan lagi, Mr. Philips pun langsung meng-acc-nya. Oh, God, thank you. Itulah sebabnya hingga kini aku masih tetap loyal terhadap perusahaan ini.

Dan kini. Kembali aku dihadapkan oleh klien yang super duper ajaib lagi. Bila kemarin klienku itu hanya seorang, sekarang menjadi dua orang. Tepatnya sih sepasang suami istri baru alias pengantin baru. Ya, aku ingat sekali awal kedatangan pasutri (pasangan suami istri) ini.

***

Siang ini kami janjian di Robista--seperti biasa--dan mereka datang sendiri-sendiri. Membayangkan hal itu saja sudah membuatku geleng-geleng kepala.

Diawali dengan sang suami yang datang terlebih dahulu dengan masih mengenakan pakaian dinasnya.

"Maaf, Bang. Saya langsung ke sini dari kantor. Kebetulan kantor saya memang tidak begitu jauh dari kedai kopi ini." Basa-basi klienku ini memberikan alasannya. Dan segera saja kusambut dengan senyuman.

Oya, ngomong-ngomong, kenapa orang acap kali menyapaku dengan sebutan abang ya? Padahal, aku sama sekali tak memiliki darah Sumatera lho. Tahu sendiri kan kalau ayahku itu orang Karawang asli, sedangkan almarhumah ibuku keturunan Jogja yang sudah sejak lahir menetap di Jakarta. Hanya kebetulan saja, aku menghabiskan masa sekolahku di Medan, mengikuti dinas Papah di sana. Dan pasca Mamah meninggal, Papah menikah lagi dengan perempuan Tasikmalaya dan menetap di sana. Sedangkan aku? Ya, di sinilah aku kini. Mengadu nasib di ibukota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline