Lihat ke Halaman Asli

Alin You

Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

Ibu Lastri dan Kucing-kucing Liar

Diperbarui: 1 Agustus 2016   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: molifeet.com

Pagi ini, kembali kulihat ia di tepian jalan itu. Seorang perempuan paruh baya, dengan gamis biru tua dan hijab warna senada, tengah memegang sekantong kresek besar berwarna putih yang entah apa isinya. Perlahan, perempuan itu pun berjongkok dan mulai mengeluarkan beberapa kotak steroform dari dalam kantong kresek yang dibawanya. Kemudian steroform-steroform itu ia letakkan di sepanjang jalan dengan jarak sekitar seratus meter. Tak berapa lama, datanglah dua, eh, lima, eh, sekawanan kucing liar ke arah perempuan itu, lebih tepatnya ke arah steroform yang diletakkan perempuan itu dan mulai memakan isinya. Sungguh pemandangan pagi yang menakjubkan.

Ah, andai tak dikejar waktu bertemu Mr. Andrew untuk bimbingan Tugas Akhir (TA) pagi ini, mungkin aku telah merapatkan skuter matikku dan ikut bergabung bersama perempuan bergamis biru tua itu untuk menyaksikan betapa lahapnya kucing-kucing liar di seputaran jalan ini menyantap makanan dalam steroform.

Tin tin...

Bunyi klakson di belakang akhirnya menyadarkanku. Ya, karena terlalu asyiknya memperhatikan tingkah laku perempuan paruh baya dan kucing-kucing liar itu, skuter matikku pun nyaris oleng. Untung saja tak sampai menabrak trotoar. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi pada diriku pagi ini.

***

Sungguh hari yang melelahkan. Seharian ini kuhabiskan waktu dari pagi hingga sore berkutat dengan bimbingan TA, ke perpustakaan, bertemu adik-adik senat mahasiswa jurusan, istirahat, makan siang dan sholat, kemudian kembali ke perpustakaan dan menyicil ketikan TA untuk bimbingan selanjutnya. Dan ba'da ashar, usai menunaikan sholat di mushola jurusan, akhirnya kulangkahkan kaki kembali pulang ke tempat kost-ku.

Fuih! Kini aku telah kembali melewati jalan yang pagi tadi kulalui. Ya, memangnya aku harus lewat jalan mana lagi untuk sampai ke tempat kost-ku? Satu-satunya jalan terdekat ya harus kembali melewati jalan ini. Jalan dimana aku melihat perempuan paruh baya bersama kucing-kucing liar.

Dan alangkah terkejutnya aku saat mendapati pemandangan yang sama seperti pagi tadi. Perempuan itu kini mengenakan setelan kaus lengan panjang warna pink dengan celana bahan kain warna hitam serta hijab warna senada dengan kausnya. Perempuan itu asyik duduk di pinggiran trotoar sambil memandangi kawanan kucing liar yang tengah melahap makanan dalam steroform yang ia sediakan.

"Permisi...,"  sapaku kepada perempuan paruh baya itu.

"Eh, siapa ya? Anda cari apa di sini?" Perempuan itu memberikan reaksi yang membuatku salah tingkah sejenak.

"Eh, anu... saya boleh ikut duduk di sini bersama Ibu?" ucapku pelan-pelan. Dan kembali perempuan itu memberikan reaksi. Kali ini ia menatapku dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline