Lihat ke Halaman Asli

Sasaran Retorika dalam Dakwah Islam

Diperbarui: 28 Juni 2024   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Syamsul Yakin dan Kareena, Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pentingnya memahami sasaran retorika dalam dakwah Islam, yang melibatkan berbagai respons manusia terhadap Al-Qur'an. Dalam konteks ini, Al-Qur'an menjadi titik acuan bagi dakwah, membedakan respons manusia menjadi tiga kelompok utama.

Kelompok pertama, yang disebutkan dalam QS. Fathir ayat 32, merespons dengan menganiaya diri sendiri, yaitu dengan melalaikan perintah Allah dan melakukan larangan-Nya. Contohnya, menggantikan ibadah kepada Allah dengan menyembah berhala.

Kelompok kedua merespons secara setengah-setengah, meragukan kebenaran Al-Qur'an atau melakukan sebagian perintah dengan bimbang. Mereka juga cenderung mengabaikan sebagian sunnah yang dianjurkan atau melakukan perbuatan yang tidak disukai.

Kelompok ketiga, yang merespons dengan segera berbuat kebaikan, sesuai dengan QS. Al-Baqarah ayat 148, dianggap sebagai respons yang paling baik. Mereka bersaing dalam melakukan kebaikan tanpa ragu-ragu atau penundaan.

Secara historis, respons ini memetakan tiga sasaran retorika dakwah: pertama, kaum kafir yang menganiaya Al-Qur'an; kedua, kaum munafik yang bertindak ganda; dan ketiga, mereka yang tekun dalam berbuat baik. Sasaran ini tidak hanya mencakup berbagai lapisan sosial, tetapi juga aspek-aspek seperti pendidikan, ekonomi, jenis kelamin, geografis, dan etnis.

Dengan memahami sasaran retorika secara mendalam, dakwah dapat dilakukan secara efektif dan konsisten, mendorong umat untuk terus bergerak maju dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline