Lihat ke Halaman Asli

Ali Mutaufiq

Konsultan

Menjaga Akhlak dan Moral dalam Perspektif Maqashid Syariah

Diperbarui: 16 Desember 2024   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ali Mutaufiq., S.E., M.M., CAIA.CODS

Pendahuluan

Akhlak dan moral adalah aspek fundamental dalam kehidupan seorang Muslim. Setiap individu diharapkan untuk mengamalkan nilai-nilai yang mencerminkan adab yang baik, kesantunan, serta perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam konteks ini, menjaga akhlak dan moral tidak hanya penting bagi keharmonisan sosial, tetapi juga untuk memastikan tercapainya tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Perspektif Maqashid Syariah memberikan kerangka yang jelas untuk memahami dan menjaga akhlak dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

Maqashid Syariah merujuk pada tujuan atau maksud utama dari hukum-hukum Islam yang ditetapkan oleh Allah SWT. Menjaga akhlak dan moral dalam perspektif Maqashid Syariah berarti menegakkan tujuan syariat yang lebih besar, yaitu perlindungan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Dengan menjaga akhlak yang baik, individu tidak hanya memenuhi kewajiban moralnya, tetapi juga berkontribusi pada tercapainya tujuan syariat yang lebih luas.

Artikel ini akan mengulas bagaimana menjaga akhlak dan moral melalui perspektif Maqashid Syariah, disertai dengan pendapat para ulama, ayat Al-Qur'an, hadis, serta referensinya.

Maqashid Syariah dan Hubungannya dengan Akhlak dan Moral

Maqashid Syariah terdiri dari lima tujuan utama yang harus dilindungi oleh syariat Islam, yang dikenal dengan al-daruriyyat al-khamsah: agama (din), jiwa (nafs), akal ('aql), keturunan (nasl), dan harta (mal). Tujuan dari setiap hukum dalam Islam adalah untuk menjaga kelima aspek ini demi kesejahteraan umat manusia baik di dunia maupun akhirat. Dalam konteks akhlak dan moral, menjaga kelima hal ini tidak hanya mencakup kewajiban beribadah kepada Allah, tetapi juga interaksi sosial yang berbasis pada nilai-nilai moral yang luhur.

  1. Agama (Din): Akhlak yang baik adalah fondasi utama dalam menjaga agama. Berperilaku baik mencerminkan penerapan ajaran agama secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Jiwa (Nafsu): Islam mengajarkan pentingnya menjaga kehidupan jiwa dengan menjauhi sifat-sifat buruk yang merusak moral, seperti dengki, kebencian, atau keserakahan.
  3. Akal ('Aql): Akhlak yang baik juga melibatkan penggunaan akal untuk membedakan yang baik dan buruk, serta membuat keputusan yang bijaksana.
  4. Keturunan (Nasl): Dalam perspektif akhlak, menjaga keturunan juga berarti menjaga kehormatan keluarga dan lingkungan sekitar.
  5. Harta (Mal): Moralitas dalam Islam mencakup bagaimana kita mengelola harta dengan cara yang jujur dan adil, tanpa merugikan orang lain.

Pendapat Para Ulama tentang Akhlak dan Moral

Ulama besar Islam, seperti Imam Al-Ghazali, menekankan bahwa akhlak adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam kitab Ihya' Ulum al-Din, Al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak yang baik mencerminkan pemahaman yang benar tentang Islam, dan bahwa akhlak adalah bagian dari kesempurnaan iman. Baginya, seseorang yang memiliki akhlak yang baik tidak hanya berperilaku baik terhadap sesama, tetapi juga menjaga hubungannya dengan Allah SWT.

Imam Ibn Qayyim Al-Jawziyyah juga dalam karyanya Madarij as-Salikin menekankan bahwa akhlak adalah inti dari amal ibadah seorang Muslim. Menurut Ibn Qayyim, seseorang yang menjaga akhlaknya akan lebih mudah untuk menjaga hubungan yang baik dengan Allah, karena moralitas yang baik mencerminkan sikap tawadhu (rendah hati) dan ikhlas.

Akhlak dalam Al-Qur'an dan Hadis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline