Lihat ke Halaman Asli

Ali Mustahib Elyas

TERVERIFIKASI

Bacalah atas nama Tuhanmu

Selalu Ada Langkah Pertama Menuju Puncak Prestasi

Diperbarui: 19 Oktober 2024   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : dokumen pribadi

"Keberanian adalah melangkah maju meski kaki gemetaran" (Nur Mutakin).

Kutipan ini mengingatkan kita bahwa keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, melainkan kemampuan untuk tetap bertindak meski rasa takut menghantui. Dalam konteks pendidikan, khususnya dalam bimbingan dan konseling, penting bagi siswa untuk menyadari bahwa setiap langkah menuju prestasi sering kali diawali dengan ketidakpastian. Namun, justru dalam momen tersebutlah keberanian mereka diuji.

Sebagai guru BK, saya selalu memotivasi para siswa untuk menemukan dan menyadari potensi diri mereka. Dengan mengenal potensi ini, mereka akan memiliki motivasi yang tumbuh dari dalam diri mereka sendiri. Ini menjadi pondasi penting bagi kepercayaan diri yang kokoh. Seperti yang dikatakan Carl Rogers, seorang psikolog humanistik, "Setiap individu memiliki kapasitas untuk memahami dirinya dan menemukan solusi bagi masalah yang dihadapinya." Pendekatan ini berfokus pada pencarian diri yang mendorong siswa untuk bertindak bukan hanya karena dorongan eksternal, tetapi juga karena keyakinan terhadap kemampuannya.

Namun, perjalanan menuju keberhasilan bukanlah jalan yang selalu mulus. Langkah pertama sering kali diiringi oleh rasa ragu dan ketakutan. Melangkah meski kaki gemetaran adalah bagian dari proses tersebut. John C. Maxwell, seorang ahli kepemimpinan, berpendapat bahwa "Langkah pertama adalah yang paling sulit, tapi langkah-langkah selanjutnya akan lebih mudah karena momentum mulai terbentuk." Begitu mereka mulai melangkah, siswa akan menemukan bahwa setiap langkah berikutnya menjadi lebih cepat dan lancar.

Kesuksesan juga bukan akhir dari perjalanan. Langkah-langkah harus terus berlanjut, karena orang yang sukses tidak hanya berhenti pada pencapaian pribadi, tetapi juga mengabdikan diri bagi kesejahteraan manusia secara lebih luas. Hal ini sejalan dengan pandangan Albert Schweitzer, seorang filsuf dan teolog, yang menyatakan bahwa "Makna hidup adalah melayani orang lain." Oleh karena itu, setelah mencapai prestasi, siswa harus diajak untuk merenungkan langkah selanjutnya: kontribusi apa yang bisa mereka berikan bagi masyarakat?

Pada akhirnya, keberanian melangkah maju adalah kunci untuk terus berkembang, dan puncak kesuksesan adalah saat kita mampu menggabungkan pencapaian pribadi dengan pengabdian kepada kemanusiaan. Sedangkan pengabdian kemanusiaan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pengabdian terhadap Tuhan (Az-Zariyat, 56) yang merupakan puncak prestasi manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline