Pada era disrupsi teknologi, masalah karakter di kalangan remaja di Indonesia semakin kompleks. Teknologi yang berkembang pesat memberikan dampak signifikan pada perilaku, pola pikir, dan etika remaja.
Beberapa masalah utama yang muncul adalah: menurunnya interaksi sosial tatap muka, pengaruh konten negatif, individualisme dan menurunnya rasa gotong royong, tantangan kedisiplinan dan ketekunan, dan cyberbullying dan kejahatan digital.
Berbagai tantangan tersebut membutuhkan upaya-upaya untuk menjawabnya, di antaranya yaitu melalui momentum peringatan hari Maulid Nabi pada tanggal 16 September 2024 ini. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momentum penting bagi umat Islam, bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan kesempatan untuk mengingat, memahami, dan meneladani ajaran serta akhlak mulia Rasulullah.
Namun, banyak peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan secara formal setiap tahun cenderung berujung pada rutinitas tanpa tindak lanjut nyata. Dalam konteks pendidikan, Maulid Nabi seharusnya menjadi inspirasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter, dengan menjadikan Rasulullah sebagai teladan utama.
Menurut Prof. Komaruddin Hidayat, seorang cendekiawan muslim, "Rasulullah adalah contoh sempurna dalam hal integritas moral dan spiritual. Namun, untuk meneladani beliau, kita tidak bisa hanya berhenti pada retorika. Perlu adanya aksi nyata dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam, terutama akhlak Rasulullah, dalam pendidikan karakter generasi muda."
Menjadikan Maulid Nabi sebagai Penggerak Pendidikan Karakter
Salah satu cara agar spirit Maulid Nabi mampu meningkatkan kualitas pendidikan karakter adalah dengan mengubah pendekatan terhadap perayaan ini. Bukan hanya mengandalkan pidato dan ceramah, namun lebih mengutamakan implementasi nilai-nilai yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter seperti jujur, amanah, disiplin, dan kasih sayang yang diajarkan Rasulullah harus dijadikan dasar dalam pengembangan diri siswa.
Dr. Abdul Mu'ti, sekretaris umum PP Muhammadiyah, menekankan bahwa pendidikan karakter yang efektif harus didasarkan pada keteladanan. Rasulullah bukan hanya mengajarkan kebaikan melalui ucapan, tetapi melalui tindakan. Jika kita ingin menanamkan nilai-nilai itu dalam diri siswa, maka guru dan orang tua harus menjadi contoh nyata dalam menjalankan prinsip-prinsip tersebut.
Dalam pidatonya yang menggelora Bung Karno berkata, "Kita sekarang ini merayakan Maulud, Maulud Nabi. Apa sebenarnya yang kita rayakan? Bukan sekadar Muhammad-nya. Bukan sekadar dia itu dulu Nabi, tidak.
Yang kita rayakan sebenarnya ialah ajaran, konsepsi, agama yang ia berikan kepada umat. Oleh karena itu kita berkata, jikalau benar-benar engkau cinta Muhammad. Jikalau engkau benar-benar merayakan Maulud Muhammad bin Abdullah, jikalau engkau benar-benar merayakan. Kerjakanlah apa yang ia perintahkan, kerjakanlah apa yang agama ia bawa,"
Langkah-langkah Konkret untuk Meningkatkan Pendidikan Karakter
- Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Kurikulum