Lihat ke Halaman Asli

Ali Mustahib Elyas

TERVERIFIKASI

Bacalah atas nama Tuhanmu

Matematika Gak Butuh Kata-kata

Diperbarui: 27 Maret 2016   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

 

 

[/caption]

[caption caption="(Sumber gambar : www.mahad-aly.sukorejo.com)"]

[/caption]

Di banyak tempat, kegiatan membaca dan menulis ternyata masih dipandang sebagai "barang mewah" di satu sisi, dan di sisi lain justru dipandang sebagai "kesia-siaan". Mengapa? Silahkan! masing-masing anda pasti punya jawabannya.

Tapi berdasarkan pengalaman yang saya pungut dari berbagai obrolan dengan teman, dua kategori di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

Membaca sebagai “barang mewah”. Dapat disebut seperti ini karena menurut mereka yang tidak pernah atau jarang membaca, membaca membutuhkan waktu khusus dan di tempat yang khusus pula. Mereka yang ada dalam kelompok ini merasa terlalu sibuk dengan tugas-tugas rutinnya sehingga tidak sempat lagi membaca. “Boro-boro baca, waktu saya habis buat bekerja, saya sudah sangat lelah karena harus menempuh perjalanan jauh pergi-pulang antara rumah dan tempat kerja”. Begitu di antara alasannya mengapa mereka gak sempat lagi membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline