[caption id="attachment_212021" align="aligncenter" width="548" caption="(Jalur khusus sepeda di tepi BKT - foto : ame12)"][/caption] Beberapa bulan lalu di hari Minggu pagi saya, isteri, dan anak-anak joging di sebuah jalan baru yang ada di tepi sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Sebuah jalan yang terbentang lurus di sisi kanan-kiri BKT dengan panjang kurang lebih 10 km dari kawasan Cipinang hingga Buaran. Begitulah keadaan tempat ini selalu ramai orang-orang berolah raga setiap hari Sabtu dan Minggu pagi. Ada yang berlari pagi, bersepeda, berjalan-jalan bersama keluarga, dan ada pula yang sekedar duduk-duduk di halte sambil menunggui anak-anak yang asyik bermain. "Wah! pas banget kalau tempat ini jadi jogging track. Sayang banget kalau sampai nanti ini dipakai buat jalur busway" Kata saya aat itu. [caption id="attachment_212024" align="aligncenter" width="548" caption="(foto : ame12)"]
[/caption]
Tetapi di hari Sabtu kemarin, saat kami sekeluarga kembali berlari pagi di tempat itu, saya melihat rambu-rambu yang kelihatannya baru dipasang, menunjukkan bahwa ternyata tempat itu dikhususkan untuk para pengendara sepeda. Selain halte, di beberapa titik di pinggir jalan itu juga disediakan tempat parkir sepeda. Melihat itu semua, saya merasa senang dan lega rasanya karena tempat itu ternyata memang bukan untuk jalur busway melainkan jalur khusus sepeda. [caption id="attachment_212025" align="aligncenter" width="548" caption="(foto : ame12)"]
[/caption] Sekarang jalur itu memang belum diresmikan penggunaannya. Ketika saya melintasi tempat itu di hari Minggunya, saya melihat para tukang sedang menyelesaikan beberapa tempat parkir sepeda. Jalanan itu sementara ini masih bebas dimanfaatkan juga oleh para pengendara sepeda motor. Bahkan beberapa bulan sebelumnya juga banyak sekali kendaraan roda empat yang memanfaatkan jalur baru itu. Tetapi sekarang telah dipasang beberapa portal sehingga pengendara mobil tak bisa lagi lewat di situ. Bahkan pengendara sepeda motor-pun tak seleluasa sebelumnya. Dengan begitu membuat para pejalan kaki dan pengendara sepeda semakin merasa nyaman melakukan kegiatannya. [caption id="attachment_212026" align="aligncenter" width="548" caption="(foto : ame12)"]
[/caption] Akhirnya saya sebagai salah satu warga Jakarta berharap, semoga Jakarta ke depan semakin lebih baik, semakin manusiawi, aman, nyaman, dan tertib. Sayangnya, selalu saja ada beberapa warganya yang belum begitu menghiraukan pentingnya tanggung jawab atas kelestarian berbagai fasilitas umum yang sejatinya untuk kenyamanan mereka juga. Beberapa halte (rest area) yang seharusnya terjaga kebersihannya, [caption id="attachment_212028" align="aligncenter" width="548" caption="(foto : ame12)"]
[/caption] ternyata banyak yang tampak kumuh karena sampah, bekas makanan dan minuman berserakan, bekas kopi tumpah, puntung rokok, bahkan ada juga baju atau kaos bekas yang tampak sangat kumal tercecer begitu saja. Apalagi di malam Minggu, banyak sekali orang-orang yang berakhir pekan di sini. Tentu saja banyak juga para pedagang makanan dan minuman yang memanfaatkan peluang itu untuk menjajakan barang dagangannya. [caption id="attachment_212029" align="aligncenter" width="548" caption="(foto : ame12)"]
[/caption] Jadilah di Senin paginya banyak sampah berserakan di mana-mana. Ternyata di hari Sabtu dan Minggu, sampah-sampah itu masih juga ditemukan di mana-mana. Beberapa tempat sampah juga banyak sekali yang rusak. Sayang sekali. Ternyata Jakarta yang sedikit demi sedikit mulai mau bersolek untuk sebagian besar warganya itu belum diikuti sikap bertanggung jawab justru oleh mereka yang sebetulnya diuntungkan dengan adanya sarana-sarana publik semacam itu. Ingin rasanya saya katakan kepada mereka, "Kalian yang menikmati, kenapa kalian pula yang menyia-nyiakannya?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H