Hujan yang Tak Pernah Usai
Hujan baru saja usai
Ketika aku tiba ditempatmu
Rumah yang dulu kuanggap kediaman
Bagiku dan beberapa makhluk lainnya
Juga bagi rinduku yang senantiasa bermukim
Tanah-tanah basah
Daun-daun hijau lengas
Seperti halnya pelupuk mataku
Mengenang keadaan kemarin
Ketika Kau tak mendatangi
Sebagian jalan tergenang
Beberapa ruas sungai meluap
Sawah-sawah banjir
Seperti air mataku
Terus meluruh
Mengingat hal kemarin
Ketika Kau pergi tanpa alasan
Hujan baru saja usai
Tapi mentari sepertinya akan segera muncul
Menihilkan segala hal yang basah
Menyerap air-air yang menggenang
Tapi tidak dengan air di bola mataku
Terus mengalir tanpa henti
Menanti Kabar tak pernah pasti
IKN Nusantara, 1 Desember 2024
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H