Hujan, Rumput dan Kamu
hujan, meluruh di pelataran hijau
rumput-rumput merunduk mengiba
basah tanah-tanah tandus
meresap kedalam rahimnya
aku menunggu
pada hujan tak pernah ragu
hanya rumput-rumput subur menghijau
flora lainnya tumbuh layu
setelah hujan berlalu
tak mampu menyimpan utuh
gerimis, menjelma di matamu
bulir-bulir air membelasah
lembap pipi merona syahdu
menegaskan sebuah nuansa
aku merindu
pada bening bola matamu
hanya dirimu bermukim di hatiku
akhwat lainnya sekadar berlalu
setelah mata tertuju
tak menyimpan rasa rindu yang merasuk
Penajam Paser Utara, 05 Desember 2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H