Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Puisi : Candu Secangkir Kopi

Diperbarui: 22 Mei 2022   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Candu Secangkir Kopi / Dokpri @ams99 By. TextArt 

Puisi : Candu Secangkir Kopi

Secangkir kopi
Menemani pagi mengolah pikir
Yang berlalu dalam kenang
Meresapi yang sedang bertandang
Memikirkan masa datang

Secangkir kopi
Tidak sekadar nutrisi
Tapi adalah kawan sehati
Mengejawantahkan kerinduan
Melahirkan ide-ide cemerlang

Secangkir kopi
Obat mujarab bagi perindu sejati
Yang seluruh jejak langkah kaki
Adalah cinta yang menggigih
Menuju ke titian hakikat akhir

Secangkir kopi
Adalah candu tak kenal henti
Pagi pecinta yang menikmati gairah dan sensasi
Hanyut dalam irama penuh birahi
Yang tak pernah selesai

Seperti secangkir kopi
Aromamu senantiasa hadir
Menyeruak hingga kedasar cangkir
Duhai cinta berparas peri
Wahai kekasih menjelma dewi

Penajam Paser Utara, 12 Mei 2022
Ali Musri Syam Puang Antong

Puisi Sebelumnya: Episode Akhir.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/62887b871ee9225aa86154e2/puisi-episode-akhir

Puisi Pilihan: Matahari Terbit dan Bunga Paulownia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline