Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Pelangi di Mata Sang Putri

Diperbarui: 25 Maret 2022   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Pelangi di Mata Sang Putri / Dokpri @ams99 By. Text Art

Pelangi di Mata Sang Putri

Suatu waktu, Aku menjadi seorang ksatria
Melawan sepasukan hulubalang
Ketika seorang putri cantik hendak dipaksa
Menjadi permaisuri raja
Di tengah padang ilalang yang luas itu
Di depan sebuah gubuk tua tempat sang putri sembunyi

Dengan tangan kosong, Kuhadapi selusin prajurit
Tak butuh waktu lama, enam diantaranya tumbang
Meskipun Aku juga menderita luka sabetan

Tersisa enam prajurit
Dan Aku mulai letih

Dalam keletihan itu
Sang putri cantik berlari kearahku
Memberi minum dalam kendi
Dan perisai warna warni; seperti pelangi

Seketika lelahku hilang
Kekuatanku berlipat
Kuhunuskan pedang dan kukibaskan perisai itu
Tanpa ampun; dalam satu jurus pamungkas keenam prajurit tersisa, sekarat

Sang putri cantik mendatangiku
Memeluk dan mengusap wajah penuh darah dan debu
Ia berbisik lirih mengucapkan terima kasih
Dan berkata; Kau telah menyelamatkanku
Sebagai balasannya Kau harus menjadi suamiku

Seketika terkesima dan terkejut
Bagaimana mungkin dia menjadi istriku
Sedangkan ia begitu cantik nan rupawan
Tak mungkin bersatu disinggasana

Aku menolaknya dengan halus
AKu berkata; Aku adalah seorang pengembara yang tak punya tujuan
Kita tak sepadan
Kau putri seorang raja, Aku rakyat jelata
Dunia kita berbeda
Cukupkanlah pertemuan ini sampai disini
Biarkan Aku pergi

Seketika wajah sang putri sedih
Ia lalu berkata, sebagai ucapan terima kasih
Bawalah perisai itu pergi
Untuk menjadi pelindung diri
Dan juga agar Kau selalu mengingati
Ada Aku yang akan selalu menanti

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline