Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Puisi: Sajakmu Menjelma Gerimis di Mataku

Diperbarui: 15 Maret 2022   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Sajakmu Menjelma Gerimis di Mataku/ Dokpri @ams99 By. Text Art

Puisi : Sajakmu Menjelma Gerimis di Mataku

Di lereng Bukit Subur, kubaca kembali sajak-sajakmu. Yang mungkin telah Kau lupa diksi-diksinya. Aku tak tahu manakah yang lebih jingga, langit senja atau mataku ?

“ Hari-hari tanpamu, separuh jiwaku hilang “

Sepotong bait yang menghentikanku sesaat.

Membaca syair-syair syahdu, sering Kau kirimkan lewat malam-malam beku, mengalun, memenuhi ruang rindu, saat-saat dulu.

Musim berganti, kemarau telah menjelajah alam; tanah-tanah kering, daun-daun berguguran, haus kepanasan, kerontang seluruh badan.

Dalam ragaku bermukim kerinduan; sapaan manja, sambutan mesra, hangat pelukan.

Dalam jiwaku bersemayam kesyahduan; mencintaimu, memilikimu penuh seluruh.

Di sore yang temaram, angin berhembus pelan, menderu runutan riwayat, membaca tafsir-tafsir sejarah, menuangkannya kedasar cangkir.

Sampai matahari tenggelam di ujung cekung bumantara, langit menjelma kelam, suara-suara alam parau, memanggil-manggil bulir-bulir resah. Sajak-sajakmu tak mampu kutuntaskan. Jingga yang sedari tadi memenuhi rongga mataku kini menjelma gerimis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline