Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Puisi: Terbentang Rindu dan Doa antara Kiev dan Moskow

Diperbarui: 5 April 2022   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana.com

Puisi : Terbentang Rindu dan Doa antara Kiev dan Moskow

Di Kiev ;

Jendela kamarnya retak
Ditatapnya kejauhan penuh reruntuhan bangunan
Pandangannya berhenti pada tumpukan puing-puing
Sebuah katedral rata dengan tanah
Menyisakan mimbar yang masih utuh

Ia menyeka air matanya
Jatuh berbulir-bulir di pipi merah
Basah raut wajah cantiknya

Digenggamnya erat-erat kalung salib
Pemberian kekasihnya tahun silam
Didekap kedada penuh sesak
" Tuhan, kapankah perang ini berakhir, Kami ingin hidup tenang dan Aku ingin segera bertemu kekasihku"

Di Moskow ;

Di beranda masjid Ia duduk merenung
Sekira tiga jam sudah disitu
Setelah menunaikan wajib isya
Bersila dalam duduknya
Seorang diri Ia disana

Tatapannya kosong memandang kerlap-kerlip lampu kota
Sebuah quran kecil ditangannya
Diusapnya berkali-kali

Matanya berkaca-kaca
Mengalir membasahi lebat rambut pipinya
Dipandanginya langit seraya menengadahkan tangan
" Ya Allah, Jika sekiranya Kau hentikan perang ini segera, maka Aku bernazar akan puasa Nabi Daud sepanjang tahun"

Antar Rusia dan Ukraina

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline