Terlanjur
Berupaya membuka jiwa, lembar demi lembar
Dalam bayang-bayang terlanjur terpendam
Dan nalar yang tak pernah berhenti berpendar
Tegas, nyata tak pernah sedikitpun hilang
Sekian lama pun beredar
Luka itu masih tetap meruam
Mengadar
Ada pernah terlintas di pikiran
Hendak meninggalkan
Lari dari masa lalu; menyakitkan
Meski sekadar untuk saling mengingatkan; mengerti keadaan
Namun selalu hanya satu jawaban
Tak pernah lekang
Dari hatimu; tak kuasa berpaling
Tak ada kesalahan
Kita hanya butuh rehat dari riuh kepenatan
Walau mungkin dalam kenyataan
Kau telah menjelma persuaan
Sedang diri masih kesendirian
Masih terjaga dalam kerinduan
Janji hati terlanjur terikrarkan
Penajam Paser utara, 08.10.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebelumnya: Istirahatlah Pemilik Kata-kata
Puisi Pilihan: Hipnotis Pagi
Puisi Pilihan Lainnya: Ketulusan Hujan Oktober
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H