Hipnotis Pagi
Aku begitu menyukai pagi yang tabah dalam penantian
Ketika embun-embun masih bertahta di dahan-dahan
Ketika rembulan masih menampakkan wajah meski pucat pasi dalam pandangan
Ketika matahari bersembunyi di balik putihnya awan-awan
Ketika mekar kelopak bunga kembang sepatu menyambut penuh senyuman
Aku begitu menyukai pagi yang teguh dalam pendirian
Di kekalkannya dingin meski mentari hendak bertandang
Di siasatinya kabut agar tak segera raib, meski angin berhembus kencang
Di kepakkannya sayap burung-burung yang terbang di antara ilalang
Di cumbuinya sisa-sisa malam sebelum gelapnya benar-benar tenggelam
Aku selalu merindukan pagi yang rahasianya selalu terpendam
Bahwa kesejukannya tak mampu kita indahkan
Bahwa keheningannya tak sanggup kita tanggalkan
Bahwa kesegarannya tak mampu kita analogikan
Bahwa pagi adalah awal mengejawantahkan mimpi-mimpi semalam
Penajam Paser Utara, 06.10.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebelumnya: Ketulusan Hujan Oktober
Puisi Pilihan: Sendiri
Puisi Pilihan Lainnya: Gagal Bersembunyi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H