Pada Suatu Senja yang Meresahkan
Air tenang itu menenangkan,
Setiap yang memandangnya meresapi ketenangan,
Juga merasakan kehangatan,
Nun jauh di ufuk nampak jingga menggetarkan,
Menimbulkan sensasi rasa berkelindan,
Di pertemuan cahaya memantul sinar keemasan
Dalam pada memandang
Semakin jauh ke dalam
Ke ujung aliran sungai tak kesudahan
Di apit hutan bakau kehijauan
Tersentak tiba-tiba pikiran
Ada semacam gugahan rona batin
Air muara yang tenang
Tiba-tiba mengombak tak karuan: Di pikiran
Seseorang menghardik keengganan
Seolah sebelah tulak rusuk ini tanggal: terpisahkan
Ia berada di persimpangan hati dan pikiran: beranjak dari peraduan, mengapit untuk sebuah perjalanan,
Tak hendak menghadirkan kekecewaan
Balikpapan, 17.09.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebelumnya: Metamorfosis Cinta
Puisi Pilihan: Algoritma Cinta
Puisi Pilihan Lainnya: Dalam Komposisi Rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H