Menjadi Asing
; Sajak untuk W
Berjama-jam kita berada pada ruang waktu
Bersama, hanya saling memandang tanpa jemu
Rumah yang akrab bagi kita
Kini menjadi asing tanpa nyawa
Di sekeliling riuh suara-suara
Sementara Kita
Tetap diam tanpa kata-kata
Jika saja waktu memperlambat dirinya
Mungkin tak ada bedanya
Kita telah demikian asing
Seperti tak memahami satu sama lain
Adakah mekar kembang seroja
Hendak gugur dengan sendirinya
Pada permukaan air tanpa gelombang
Siang telah menaja dirinya
Matahari naik ke sepenggalah
Tanah tempat kita berpijak
Masih tetap tak berjarak
Meski pandangan tiada henti menatap
Hati mengembara penuh riak
Kita hanya mampu saling tatap
Sungguh waktu demikian singkat
Kita sedari pagi hanya saling menerka
Kehabisan energi untuk sekadar mendekat
Apalagi saling dekap
Rupanya kecamuk rasa tak cukup membawa kita
Untuk saling memahat
Dalam rindu yang menanak
Penajam Paser Utara, 31.08.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebelumnya: Demokrasi di Negeri Seberang
Puisi Pilihan: Ia Tak Pernah Mati (Untuk Wiji Thukul)
Puisi Pilihan Lainnya: Mataku Benar-benar Hujan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H