Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Puisi | Prasangka Hujan

Diperbarui: 5 Juli 2021   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Prasangka Hujan (Dokpri @ams99-By. Text On Photo)

Prasangka Hujan

Kau bertanya dengan nada ripuh
Mengapa hujan masih saja meluruh ?
Bukan kah juli adalah siklus bulan kemarau
Mestinya panas lebih sering menjeru
Bukannya curah air langit bertalu-talu

Lalu aku menjawab
Hujan dan kemarau siklus alam
Ia menempuh garis kodrat; di horizon
Adalah Tuhan pemilik kemutlakan
Kita hanya mampu menduga-duga; bersyukurlah kita

Tiba-tiba hujan kembali mengguyur
Kau berkata dengan lugu
;Hari ini sungguh beruntung
Setelah semalam di landa panas sekujur tubuh
Kini aku merasakan kesejukan; di dekatmu, di sela-sela hujan

Penajam Paser Utara, 05.07.2021
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Juga Puisi Lainnya.

Puisi Sebelumnya: Hujan dan Rindu Semalaman.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60e12d8a06310e6a90311102/puisi-hujan-dan-rindu-semalaman

Puisi Pilihan: Menikmati Sunyi.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60e0059506310e3bde0225a2/puisi-menikmati-sunyi

Puisi Pilihan Lainnya: Hakikat Hujan Bulan Juni.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline