Percakapan Malam
Ketika malam sibuk mengurus dirinya
Hangat cuaca menggoda jendela membuka daunnya
Tak ada percakapan sebelumnya
Lalu tiba-tiba selembar daun jati mencium tanah
Seketika dahan bertanya kepada ranting
; Mengapa kau tak menopang?
Belum saatnya mangkat
Ia masih sangat belia
Daun yang masih ranum
Tertelungkup menindih rumput-rumput
Di antara mereka ada yang mengeluh
Bagaimana jika udara diam dan hujan tak meluruh?
Episode malam menunggu takdirnya
(Pohon berujar); jika angin berhembus, hujan mengadar
Semakin banyak daun-daun rontok
Kalian (rumput-rumput) semakin terpojok
Rumput menjawab; berdoa kami yang terbaik
Cukupkan malam ini hingga pagi
Embun-embun yang ramah
Hingga mentari muncul memanah
Bagi rumput adalah sumber makan
Bagi pohon tak kehilangan daun-daun
Bagi selembar daun memantaskan diri menjadi humus
Bagi tanah menjadi anugerah
; Semua menuai bakal manfaatnya
Balikpapan, 07.06.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Juga Puisi Lainnya:
Puisi Sebelumnya: Ketika Zaman tak Mengenal Tuannya