Hujan Rahasia
Mungkin, kita pernah saling bercakap-cakap
Sebagai kawan yang lupa cara menerjemahkan ucap
Mungkin, di selasar rumah tua
Kau pernah menjelma hujan
Yang rintiknya lama dan perlahan
Aku menunggu redanya
Gerimisnya menerobos genting
Membasahi badan
Angin berhembus pelan
Lambat laun gigil tubuh kurasakan
Mungkin juga, kita pernah saling menyapa
Sebagai teman seadanya
Berbicara terbata-bata
Tak mampu menuntaskan kata
Hingga senja raib, hanya saling menerka
Sekuat apapun embun di pagi hari
Akan tetap meluruh seiring terbit mentari
Tak sanggup menahan diri
Dalam kehangatan tak berperi
Menyerah pada takdir
Sepertinya mungkin memang hujan telah rela
Menjadi rintik-rintik seadanya
Hingga ia merasa, sudah cukup waktunya
Ketika aku kembali berteduh di selasar
Pertemuan kita tetap rahasia
Penajam Paser Utara, 2 Juni 2021
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Juga Puisi Lainnya:
Puisi Sebelumnya: Fragmen Rindu
Puisi Pilihan Lainnya:Isyarat Senja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H