Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Puisi | Fragmen Rindu

Diperbarui: 31 Mei 2021   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi Fragmen Rindu (Dokpri @AMS99_By. Text On Foto)

Fragmen Rindu

/1/

Telah kutulis kisah kita pada selembar kertas usang: mengejar sore yang rimbun, menjemput senja yang ranum, angin merambat perlahan, mengudara pikiran kita: mengembara. berpijak kita pada rumah sunyi. Ketika malam bertandang menangkup keheningan, engkau menuntunku menuruni lembahmu, kemudian aku takluk.

/2/

Hendak kugoreskan sebuah coretan: sebuah kanvas rindu yang mengombak, dan menjelma lukisan indah, adalah dirimu dalam fragmen itu, segala cermat kupenuhi, membuat titik-titik garis yang presisi. Aku tak ingin rona wajahmu ternoda sedikitpun, aku ingin wajahmu adalah cahaya rindu pengobat pilu.

/3/

Aku ingin melewati malam tanpa ragu: bersamamu memandangi rembulan yang utuh, cahayanya menembus batas-batas rindu, kita menenun mimpi-mimpi menjadi secarik candu, lalu berdua saling menggengam sepuluh jari penuh, tak ada aral yang mengganggu, hingga pagi tiba embun meluruh; cahaya mentari bersahaja nampak di ufuk timur.

Balikpapan, 30 Mei 2021
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Juga Puisi Lainnya:

Puisi Sebelumnya: Aku dan Perempuan dalam Khusyuknya  

Puisi Pilihan Lainnya: Dilema




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline