Sebaik-baik wanita adalah yang paling bermanfaat bagi siapa, dimana dan kapan saja. Wanita yang bermanfaat adalah wanita tangguh yang mampu menyesuaikan diri dalam setiap ruang dan waktu mengitarinya, dan seorang wanita dikatakan tangguh ketika dirinya senantiasa tegar dan sabar bahkan dalam situasi terpuruk, baginya tidak pernah ada beban, sebab segalanya adalah kewajiban luhur sebagai seorang wanita.
(Ali Musri Syam)
Ibu, sosok wanita tangguh tak tergantikan
Segala cinta dan kasih sayang tiada bermula dan bermuara kecuali kepada seorang ibu, sehangat-hangat tempat mengadu dan tempat berkeluh kesah adalah di peluknya, dan sebaik-baik berbagi suka cita adalah kelapangan hati ibu.
Setiap anak, ketika di tanya, siapakah sosok paling engkau sayangi? Jawaban umumnya tentulah ibu. Sebab bagi seoarang anak ibu adalah madrasah utama dan pertama bagi dirinya sebelum menatap dunia luar.
Begitu pula saya. Ibu adalah sosok penting dalam tumbuh kembang, sejak lahir, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga dewasa. Kurun waktu yang lama dalam nuansa kekerabatan yang amat dalam bagi sebuah interaksi intim antara seorang ibu dan anak. Tak ada sekat merintangi hubungan emosional itu, hingga melahirkan cinta dan kasih sayang paripurna.
Sejak kecil tidak pernah sedikitpun terdengar kata-kata keluhan dari ibu dalam mengasuh dan merawat anak-anaknya. Kami bersaudara empat orang, dan tumbuh besar bersama-sama di kampung.
Perhatian dan kasih sayang ibu kepada kami begitu besar dan tulus, mulai dari menyiapkan sarapan pagi sebelum ke sekolah, mencuci pakaian, mendampingi belajar dimalam harinya, hingga hal-hal kecil yang detail tak luput dari perhatian seorang ibu.
Ibu, Kenangan Ramadan Masa Kecil dan Keinginan Berpuasa Meski Sakit
Pada setiap Ramadan, saya selalu terkenang dengan segala aktivitas ibu menyiapkan keperluan ibadah puasa. Seperti menyiapkan menu sahur dan buka puasa, menyiapkan perlengkapan salat dan lainnya.
Setiap hari ibu memastikan tersedianya menu buka puasa, bagi ayah dan anak-anaknya yang berbeda selera. Ibu selalu menanyakan perihal keinginan tentang menu makanan yang kami mau, dan ibu selalu berusaha menyediakannya. Sungguh perhatian dan kasih sayang sejati seorang ibu.
Teringat perlakuan ibu yang begitu sayang. Seingat saya hanya sekali ibu melakukan tindakan fisik, pun dengan sebuah alasan kuat, dan saya ingat betul peristiwa itu.