Galau
Ia duduk di tepi danau
Airnya keruh
Gelombangnya hilang timbul
Di permainkan angin yang rapuh
Ia mengumpulkan batu-batu
Diletakkan di samping tempat ia duduk
Lalu di lemparkannya ke tengah-tengah permukaan air satu-satu
Mulutnya komat-kamit tidak berhenti berkicau
Berkali-kali lemparannya memantul satu
Beberapa percobaan dua kali pantul
Selebihnya kelebu
Tapi ia tak mau tahu, terus saja ia begitu
Sesekali kakinya di ayun
Ke bbibir danau yang tidak lagi biru
Memercik air tak menentu
Membasahi sebagian besar baju dan tubuh
Lalu ia memutar pandangan beku
Matahari hendak meluruh di ufuk
Ia lunglai dalam sekujur tubuh kaku
Terlupa; Hajat melihat senja Ia kesitu
Penajam Paser utara, 1 April 2021
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Juga Puisi Lainnya:
Puisi Sebelumnnya: Risalah Malam
Puisi Pilihan Lainnya: Doa Senja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H