Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Pada Sebuah Malam Musim Hujan di Tepi Muara Sesumpu

Diperbarui: 28 Januari 2021   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi @AMS99

Pada Sebuah Malam Musim Hujan di Tepi Muara Sesumpu

Penghujung sore musim hujan di tepi muara sesumpu
Sepanjang senja menikmati semilir angin
Waktu yang tepat untuk rehat sejenak; kerja rutin
Telah merampas hak tubuh

Terhanyut dalam suasana alam sejuk
Berpikir jika tak cukup sekedar istirahat
Ini waktu yang pas untuk menikmati menu pavorit
Teh panas dan pisang keju

Kulihat Kau datang melewati lebat hutan bakau
Aku merasakan aroma kuda putih tunggangan
Suaranya melengking
Mengagetkan sekumpulan burung bangau

Langkah kakimu pasti
Mengisyaratkan rindu
Semakin mendekat ke arahku berdiri
Semakin dekat semakin melaju

Aku yakin pada sebuah hakikat
Bahkan sesuatu di luar nalar
Seperti dirimu percaya; Tuhan, simpati, empati, suka dan duka
Dan rindu yang datang tak kasat mata

Aku menyukai keadaan ini
Engkau hadir dan hutan-hutan menyigi
Engkau begitu menyukai senja berkabut
Dan hujan yang rinainya pelan meluruh

Malam mulai merasuk dingin
Bulir air tiada henti merilis
Lengan hujan memapah tubuhmu
Menyusup diantara dua bukit ranum

Angin menghela nafas panjang
Bermukim dalam gigil tubuhmu
Mengendap perlahan di sela-sela batu
Dan rerumputan basah alas kita bercengkrama

Langit terlihat gelap
Gemerlap lampu-lampu perahu nelayan
Memantulkan bias-bias cahaya
Romansa menggema seketika

Wajah-wajah kian menyepi
Dua pohon rindang rebah di selasar
Berbaring letih tanpa alas di atas taman terbengkalai ditepi air
Seiring; Kumbang malam khusyuk menghisap madu kembang matahari

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline