Bukan Perempuan Malam
Perempuan biasa
Pemilik mata indah berwarna cokelat
Di atas kepalanya balutan kerudung hijau tosca
Menutupi mahkota
Menyelubungi pandangan vulgar mata para pria
Anggun mempesona
Menyayat ramalan para dukun-dukun durjana
Perempuan bersenandung
Suaranya merdu bergelombang
Hanyutkan lamunan
Memekakkan sunyi
Menyihir sepi
Menghancurkan keterpurukan
Melambaikan sayap-sayap malam
Perempuan menari
Lembut mengiringi alunan melodi-melodi
Membakar jiwa-jiwa petualang
Mengiringi petang hingga ujung malam
Gumpalan asap-asap rokok
Minuman beraneka di meja lapak
Menjadi penanda sebelum pagi mengarak
Perempuan biasa
Mencari suaka di lindap malam
Menebar jala
Menjaring rezeki
Sejuntai senyum penuh luka
Di bibirnya yang tipis dan pasi
Ia hadir sekadar isyarat
; Bagi Para tetamu dan Aku yang gagu
Penajam Paser Utara, 18 Desember 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya: Rumah Kita Sendiri https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5fdaec9b8ede4850fd01eb13/rumah-kita-sendiri
*Puisi Pilihan Lainnya: Sesuatu Dalam Diriku https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5fd40b388ede48219a140fd2/sesuatu-dalam-diriku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H