Sang Pencerah
Pada sebuah jalan gelap
Berjalan menyusuri lorong-lorong pengap
Melangkah megap-megap
Tak sedikitpun titik terang
Meraih tangan untuk menuntun
Tak surut semangat, terus menjelajah
Mengandalkan insting semata
Semakin jauh, semakin gulita
Dipersimpangan jalan seribu makna
Kutemukan asa
adalah Dia;
Sang pencerah
dengan sebuah lampu pijar redup ditangan kanan
Sepotong pensil patah di tangan kiri dan kertas putih kusam
Menuntun perlahan-lahan
Semburat cahaya itu lemah
Tidak terang benderang
Dijaganya dengan lapang
Berharap diperjalanan waktu panjang
Tak lekang dimakan zaman
Dalam benak pikirnya hanya satu terpatri
Mereka tumbuh layaknya pohon-pohon kokoh berdiri
Kuat, tegar menahan badai
Mencari jati diri
Untuk cinta padamu negeri
Tak ada hal istimewa pada dirinya
Kecuali ikhas hati, tulus jiwa
Segala yang ada padanya sederhana
Tiada nilai materi, tiada mewah
Hanya ilmu pengetahuan semata
Penajam Paser Utara, 25 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
* Puisi Persembahan Hari Guru Nasional
* Puisi Sebelumnya: Perempuan Sunyi
*Puisi Pilihan Lainnya: Romansa Anak Tahun 90-an