Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Ketika Malapetaka Negeri Kian Masif

Diperbarui: 23 November 2020   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com


Ketika Malapetaka Negeri Kian Masif

Siapakah kita
Pada jalan - jalan berdebu terjal
Pejalan kaki sepanjang waktu
Tiada alas, tanpa topeng, tak punya malu
Menerabas dogma - dogma

Tubuh kita penuh peluh
Khilaf, dosa dan salah
Melebur menjadi gumpalan
Pekat bernoda hitam
Kita berasa biasa - biasa saja; lazim

Sekelumit kaidah
Tak kita hirau
Tak punya respek pada raja
Terjerumus ambigu
Jalan pasti tak tersedia

Sang pemimpin di himpit para pemangku
Menari dalam satu alunan; beda irama lagu
Jelata terjebak palsu
Di seberang istana, busur panah siap meluncur
Berharap anak - anaknya menghujam istana ratu

Tertawa sang provokator
Menyaksikan perseteruan sesama saudara leluhur
Tertawan jiwa - jiwa nasionalis
Dalam kuasa para iblis
; Malapetaka negeri kian masif

Penajam Paser Utara, 13 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong

* Puisi Sebelumnya: Perjalanan Pilu Peluk Puri https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5fbb2c438ede4802a571b622/perjalanan-pilu-peluk-puri

* Puisi Pilihan Lainnya: Lelaki di Atas Pusara Ayahnya https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5faddbed8ede487ace064942/lelaki-di-atas-pusara-ayahnya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline