Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Perjalanan Pilu Peluk Puri

Diperbarui: 23 November 2020   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas Property

Perjalanan Pilu Peluk Puri


Setelah berjalan beberapa waktu
Selepas jembatan kayu
dari gudang tua mulai lapuk
Dinding - dindingnya sudah rapuh

diatas bahu jalan yang tidak rata
Perjalanan kita terhenti sejenak
disamping halte bus telah rusak
Kehausan; kita meminum segelas air mata

Perjalanan di lanjutkan
Kita saling menuntun
Jika terlalu lelah aku menggendongmu
Jika batukku kambuh kau memapahku

Pada langkah kaki kita bersahutan
Silir berhembus angin
Menerbangkan debu - debu
Mencuatkan sececah pilu

Di ujung pengkolan ketiga
Terlintas sepasang bayangan
di iringi derap kaki - kaki penasaran
Seketika keras, seketika senyap

Aroma malam berkubang
Menyeruak di antara basah dedaunan
dan kelindan perasaan semakin menghujam
Secuil pun tak kita indahkan

Pada akhirnya waktu jua berpihak
Perjalanan panjang, letih, penuh duri dan onak
Berlabuh pada sebuah ujung sirat
; Sebuah puri sederhana indah memikat

Penajam Paser Utara, 23 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong

*Puisi Sebelumnya: Perihal Kesunyian dan Harapan

*Puisi Pilihan Lainnya: Lelaki di Atas Pusara Ayahnya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline