Hujan, Amarah dan Puisimu
Pernah suatu masa
Aku dan Kamu dipersimpangan jalan
Dan kita tak mampu saling memberi makna
Aku mengharap sinar mentari, dan Kau mengiba hujan
Lalu Aku berjalan melintasi hutan
Menyusuri jalan-jalan setapak
Dikiri kanan padang ilalang
Ditangan kiri kupegang erat puisimu
Ditangan kanan kugenggam kenangan kita
Agar keduanya tak jatuh hingga keujung cita
Kamu tetap ingin bermain hujan
Menikmati rinainya tak henti-henti
Katamu rintik-rintiknya adalah rahasia
Wajahmu memutih kedinginan-menggigil
Kamu berharap Aku ikut bermain diderasnya
Saling memeluk dalam dekapan bulir-bulir rindu
Untuk menghangatkan kebekuan ini
Aku bergeming
Pada malam yang hening
Kita saling mencari rimbanya
Kamu tersesat pada palung paling dalam
Hujan deras tiada henti
Aku berlindung dari lebat dan amarahmu
Dan dibalik bait-bait syahdu puisimu yang masih kudekap
Balikpapan, 21 September 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Puisi Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f559528097f3623d96df742/kesedihan-gadis-hujan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H