Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Hujan, Amarah dan Puisimu

Diperbarui: 22 September 2020   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TitikDua.net

Hujan, Amarah dan Puisimu

Pernah suatu masa
Aku dan Kamu dipersimpangan jalan
Dan kita tak mampu saling memberi makna
Aku mengharap sinar mentari, dan Kau mengiba hujan

Lalu Aku berjalan melintasi hutan
Menyusuri jalan-jalan setapak
Dikiri kanan padang ilalang
Ditangan kiri kupegang erat puisimu
Ditangan kanan kugenggam kenangan kita
Agar keduanya tak jatuh hingga keujung cita

Kamu tetap ingin bermain hujan
Menikmati rinainya tak henti-henti
Katamu rintik-rintiknya adalah rahasia
Wajahmu memutih kedinginan-menggigil
Kamu berharap Aku ikut bermain diderasnya
Saling memeluk dalam dekapan bulir-bulir rindu
Untuk menghangatkan kebekuan ini

Aku bergeming
Pada malam yang hening
Kita saling mencari rimbanya
Kamu tersesat pada palung paling dalam
Hujan deras tiada henti
Aku berlindung dari lebat dan amarahmu
Dan dibalik bait-bait syahdu puisimu yang masih kudekap

Balikpapan, 21 September 2020

Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Puisi Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f559528097f3623d96df742/kesedihan-gadis-hujan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline