Lihat ke Halaman Asli

Ali Musri Syam

Belajar Menulis

Bencana: Falsafah Kemanusiaan dan Kerinduan

Diperbarui: 15 Juli 2020   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Bencana ; Falsafah Kemanusiaan dan Kerinduan

Ragam bencana tengah melanda negeri ;
Bencana banjir terjadi dibanyak tempat,
Badai angin puting beliung menerjang beberapa wilayah,
Tanah longsong menerpa sebagian daerah.

Semua orang membicarakannya
Membahasnya ;
Di kantor, kantin -kantin, warung kopi, warung makan, lesehan,
Di jalan -jalan, gang - gang, pangkalan ojek, pos kamling,
Di Sawah - sawah, ladang -ladang, kebun - kebun,
Di laut, pantai, sungai, danau, tambak - tambak, di atas perahu
Di Pasar - pasar, toko - toko, kelontong,
Di rumah, di teras, di dapur hingga tempat tidur,
Nyaris semua orang tak luput mempercakapkan.

Banyak Orang peduli, hirau, peka
Ini menunjukkan ketinggian falsafah peri kemanusiaan kita
Mengisyaratkan kedalaman rasa
Empati sebagai anak - anak bangsa

Tetapi mengapa?
Tak ada sedikitpun simpati dengan banjir dipipiku
Kecamuk badai rasa di hatiku
dan luruhnya emosi jiwaku
Apakah falsafah kerinduan sudah sirna, Kekasih?

Balikpapan, 15.07.2020
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Puisi Lainnya :

dan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline