Kementerian Agama (Kemenag) terus mengembangkan transformasi digital dalam pendidikan Islam, khususnya pesantren melalui berbagai inisiatif. Setelah sukses meluncurkan Pegon Virtual Keyboard pada awal 2024, Kemenag kini sedang mempersiapkan peluncuran aplikasi terbaru, yaitu Tarkib Digital. Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah studi Kitab Kuning dengan menyediakan alat digital untuk interpretasi dan analisis.
Digitalisasi Kitab Kuning, kumpulan teks Islam yang dihormati dan secara tradisional dipelajari di pesantren, merupakan langkah besar dalam memodernisasi cara naskah-naskah religius ini diakses dan dipahami. Dengan memungkinkan interaksi digital melalui perangkat seperti smartphone dan laptop, Tarkib Digital bertujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk siswa, ulama, serta masyarakat umum.
Melestarikan Warisan Islam dalam Bentuk Digital
Bagian penting dari upaya Kemenag adalah pembuatan repositori digital khusus untuk Kitab Kuning. Meskipun platform seperti Maktabah Syamilah sudah ada, kontribusi penting dari ulama Nusantara sering terabaikan. Repositori baru ini akan menampilkan teks-teks dari tokoh-tokoh terkenal seperti Kiai Sholeh Darat Semarang, Kiai Kholil Bangkalan, dan Kiai Hasyim Asyari, sehingga karya-karya mereka tetap dapat diakses oleh generasi mendatang.
Repositori ini akan menjadi sumber kekayaan ilmu pengetahuan Islam, yang melestarikan karya-karya klasik maupun kontemporer dari para ulama pesantren. Ini akan menjadi sumber penting bagi siswa dan peneliti yang ingin mendalami warisan intelektual yang luas dari wilayah Nusantara.
Langkah Maju untuk Pendidikan Islam
Fokus Kemenag pada digitalisasi bukan hanya tentang aksesibilitas, tetapi juga untuk melestarikan warisan pendidikan Islam di Indonesia. Dengan mengembangkan alat digital seperti aplikasi Tarkib Digital, Kemenag memastikan ajaran Islam tetap relevan di dunia modern. Peluncuran aplikasi ini, yang dijadwalkan bersamaan dengan perayaan Hari Santri 2024, diharapkan akan merevolusi cara Kitab Kuning diajarkan dan dipelajari di pesantren.
Pegon Script dalam Bentuk Digital
Selain digitalisasi Kitab Kuning, Kemenag juga telah mencapai kemajuan besar dalam standarisasi huruf Pegon untuk penggunaan digital. Penyertaan karakter penting, seperti karakter pepet, dalam standar Unicode merupakan pencapaian monumental. Hal ini memastikan bahwa huruf Pegon kini dapat ditampilkan dan dimanipulasi secara akurat di komputer, membuka jalan bagi alat digital yang lebih maju untuk pesantren dan institusi pendidikan Islam.
Kolaborasi dan Keahlian dalam Digitalisasi
Upaya Kemenag tidak dilakukan secara terpisah. Mereka bekerja sama dengan berbagai ahli dan praktisi, termasuk Heru Nugroho, Diaz Nawaksara, dan Rikza Fsh, untuk memastikan kesuksesan digitalisasi Kitab Kuning dan huruf Pegon. Pendekatan kolaboratif ini memastikan proyek ini memenuhi standar tertinggi dalam hal akurasi teknologi dan pelestarian budaya.
Saat Kementerian Agama terus membangun infrastruktur digital yang kuat untuk pesantren, aplikasi Tarkib Digital dan pengembangan repositori Kitab Kuning menandai era baru dalam pendidikan Islam. Inisiatif ini tidak hanya memodernisasi studi teks klasik tetapi juga melestarikan warisan intelektual yang kaya dari ulama Nusantara. Melalui inovasi dan kolaborasi yang berkelanjutan, Kemenag memastikan bahwa warisan pengetahuan Islam tetap hidup dan dapat diakses dalam era digital ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H