Lihat ke Halaman Asli

Ali Mursyid

Guru di MTs Muslimin Bojongpicung | Awardee LPDP-BIB Kemenag

79 Tahun Kemerdekaan: Mengapa Soekarno Memilih Tanggal 17?

Diperbarui: 17 Agustus 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dirgahayu RI ke-79 (dokpri)

Indonesia telah merdeka selama 79 tahun, lepas dari penjajahan yang berlangsung berabad-abad. Kemerdekaan ini diraih melalui perjuangan panjang, yang tidak hanya terjadi di medan perang, tetapi juga melalui diplomasi yang rumit. Puncaknya adalah saat Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pada tahun 1945, dunia digemparkan oleh pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Hiroshima dihantam bom pada 6 Agustus 1945, diikuti Nagasaki tiga hari kemudian. Akibatnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Berita kekalahan Jepang ini memberi dorongan besar kepada golongan muda di Indonesia untuk segera mendesak Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan. Namun, Soekarno memilih untuk menunggu momen yang lebih tepat, yaitu tanggal 17 Agustus 1945.

Malam 15 Agustus 1945, terjadi perdebatan antara golongan muda dan tua di rumah Soekarno di Jakarta. Golongan muda, yang dipimpin oleh Khairul Saleh, Soekarni, dan Wikana, mendesak proklamasi segera. Bahkan, Wikana mengancam Soekarno dengan kekerasan jika proklamasi tidak diumumkan malam itu juga. Meski mendapat ancaman, Soekarno tetap teguh pada pendiriannya, didukung oleh Muhammad Hatta yang memperingatkan bahwa Belanda masih berpotensi kembali untuk menjajah.

Ketegangan memuncak ketika golongan muda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Di sana, terjadi diskusi serius antara kedua golongan ini. Namun, Soekarno tetap teguh pada keputusannya untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Soekarno, yang dikenal memiliki keyakinan mistis, memilih tanggal ini karena meyakini bahwa angka 17 membawa keberuntungan. Selain itu, proklamasi ini dilakukan pada bulan Ramadan, yang dianggap sebagai waktu suci oleh umat Islam, dan bertepatan dengan hari Jumat Legi, yang dalam kepercayaan Jawa dianggap sebagai hari istimewa.

Setelah diskusi panjang dan kesepakatan antara golongan muda dan tua, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Pada malam 16 Agustus 1945, naskah Proklamasi Kemerdekaan disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo di rumah Laksamana Maeda. Naskah ini kemudian diketik ulang dan siap untuk dibacakan pada pagi hari 17 Agustus 1945. Pada pukul 10 pagi, Soekarno membacakan teks proklamasi di depan rumahnya, di Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Proklamasi ini dilakukan dengan sederhana, namun segera setelah itu, berita kemerdekaan Indonesia menyebar ke seluruh pelosok negeri, disambut dengan antusias oleh rakyat Indonesia.

Peristiwa ini menjadi momen bersejarah yang menunjukkan betapa gigihnya perjuangan para pahlawan bangsa dalam meraih kemerdekaan. Kini, 79 tahun setelah proklamasi, semangat juang tersebut terus menginspirasi kita untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-79!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline