Walau saya dulu pernah tinggal di Dubai, saya ber-KTP Jakarta, makanya ketika ada pilkada DKI, saya dihadapkan dengan dua pilihan, pertama dukung Ahok ( Jet Lee) atau dukung Anies ( Wan Abut).
Setelah nunggu "wangsit" akhirnya saya dukung wan Abut, alasannya simpel, Ahok belum di sunat, sepemahaman saya, orang Islam enggak boleh pilih pemimpin yang belum disunat.
Orang yang belum disunat cuma dua, pertama anak kecil, kedua belum Islam, jadi kuatlah tekad saya mendukung wan Abut, eh salah om Anies yang ganteng (senyum)
Apakah salah memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan dukung mendukung calon pemimpin berdasarkan kesamaan agama?
Kalo salah, tolonglah saya yang masih hijau ini di tunjukan, dimana salahnya?, Saya pilih pemimpin karena kesamaan iman, karena dengan itu saya merasa tenang.
Setelah Imam, saya lihat kompetensi, menurut saya, Anies adalah sosok yang kompeten, bagaimana kalo saya salah duga? Ternyata Anies enggak bisa apa-apa.
Saya tunggulah, inikan masih hitungan hari, nantilah, lihat kedepannya, kalo anies Ok dukung terus kalo enggak ok, ya jangan di pilih lagi, simpel kan? Beri kritikan, masukan, jangan ragu untuk memberikan teguran, toh Anies bukan siapa-siapa, dia hanya diberi amanat untuk ngurusin Jakarta, selama 5 tahun. Itu aja. Enggak kurang, enggak lebih.
Dalam hitungan hari kedepan, saya akan tinggal di Jakarta, setelah tinggal di Dubai yang mana saya jarang kejebak macet, saya akan mengalami yang sebaliknya di Jakarta.
Yang mana sarana transportasi massa sangat keren di Dubai, ketika hak-hak penumpang begitu sangat diperhatikan, saya bertanya, apakah hal yang sama akan saya dapati di Jakarta?
Saya mendengar dari Istri, kalo sekarang, naek kereta di Jakarta udah lumayan nyaman, udah "dingin" walaupun masih desek-desekan, GPP, enjoy aja, di Dubai juga kalo jam pulang kerja, desek-desekan, towel-towelan.
Emang sih, kagak bisa ngebandingin Jakarta ama Dubai, tapi namanya juga manusia, pastilah suka ngebanding-bandingin.