“ Jangan intimidasi kami pak kades”itulah sepenggal kalimat yang diucapkan kawan lama saya, kawan satu sekolah dasar hingga masuk sekolah menengah pertama. Kawan lama saya ini ternyata menjadi pengurus salah satu organisasi pemuda desa atau yang sering kita dengar dengan sebutan Karang Taruna. Ya,,, tepatnya Karang Taruna Desa Benete_ Sumbawa Barat. Sebagai pemuda lokal saya belum merasakan dampak positif dari keberadaan tambang yang sudah beberapa tahun beroperasi dan merauk keuntungan yang begitu besar. Di tambah lagi dengan pengurus-pengurus desa yang terkadang acuh tak acuh terhadap pemuda desa dan pernah pak kades berkata kepada kami, jika ada wartawan atau pihak media yang menanyakan mengenai dampak tambang terhadap masyarakat lokal desa kita, bicarakan yang baik-baik saja. Ungkap teman saya.
Itulah sedikit dinamika masyarakat tambang
Mandiri
Ketergatungan hidup terhadap orang lain atau bangsa lain ini merupakan mental yang saya anggap keliru. Sebagai kades yang mengayomi masyarakatnya haruslah mandiri, mandiri dari segi apapun. Sampai kapan harus berharap dan menggantungkan nasip pada suatu perusahaan, apalagi ini adalah perusahaan asing. Pada suatu saat nanti pasti dan pasti akan meninggalkan desa kita ini. Apakah akan meninggalkan dampak sosial yang curat marut atau sebaliknhya. Kemandirian dan pembangunan yang berkelanjutan kiranya yang akan menjadikan desa kita maju dimasa yang akan datang, itulah poin penting kiranya untuk mempersiapkan diri sejak dini, sebelum perusahaan tersebut hengkang dari bumi pariri lema bariri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H