Lihat ke Halaman Asli

Ali MudaSiregar

Profil Ali Muda Siregar

Potret Pendidikan Anak Pelosok di Tengah Pandemi COVID-19

Diperbarui: 17 Agustus 2020   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dampak pandemi Covid-19 terus berlanjut hingga saat ini, dari berbagai kalangan pun merasakan dampak dari pandemi ini, mulai dari kalangan ekonomi menengah ke atas, hingga menengah ke bawah, tak hanya itu dampak pandemi ini pun turut dirasakan dari berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, sosial dan ekonomi. Dengan dampak tersebut banyak masyarakat dan instansi mengalami kesulitan mulai dari melakukan aktivitas seperti biasa hingga meningkatkan ekonomi.

Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang mengatakan bahwa sistem belajar pada tahun ajaran baru masih berlanjut dengan menggunakan media daring atau belajar dari rumah dan diikutsertakan dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 sudah jelas bahwasannya tahun ajaran baru masih menggunakan sistem online untuk belajar.

Namun di sisi lain Kemendikbud memberikan keringanan untuk daerah yang zona hijau bisa melakukan belajar dengan sistem tatap muka, inilah yang dilakukan oleh MIS AL-ITTI HADIYAH yaitu salah satu sekolah tingkat Sekolah Dasar yang berada di Dusun Kurandak, Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang-Provinsi Sumatera Utara. 

Kegiatan belajar mengajar menggunakan sistem tatap muka, namun ada sedikit yang berbeda, di tengah pandemi saat ini MIS AL-ITTI HADIYAH menggunakan sistem belajar setiap hari, namun dalam satu hari hanya belajar selama satu jam saja dengan 1 mata pelajaran, yaitu masuk pada jam 08:00 WIB dan pulang jam 09:00 WIB.

"Kita melakukan kegiatan belajar mengajar sama seperti biasanya, namun dalam 1 hari kita hanya belajar selama 1 jam  dan hanya untuk 1 pelajaran saja, ini dilakukan karena kami mempertimbangkan anak-anak disini minta belajarnya yang tinggi dan tidak bisa menggunakan sistem online dikarenakan ekonomi yang tidak mendukung dan sinyal internet yang kurang bagus, sehingga kami melakukan sistem belajar dengan tatap muka" Ujar Rasidi (Kepala Sekolah MIS AL-ITTI HADIYAH).

Sistem belajar yang tatap muka dan hanya menggunakan waktu 1 jam/hari/mata pelajaran mengakibatkan setiap siswa/I MIS AL-ITTI HADIYAH harus mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) lebih banyak dari yang biasanya, ini sebagai pengganti karena disekolah hanya belajar dengan waktu 1 jam saja.

"Jadi waktu yang hanya 1 jam itu kami gunakan sebaik-baiknya, baik dari guru yang memberikan materi hingga siswa/I yang mengerjakan soal dan kami memberikan PR yang lebih banyak dari biasanya sebagai pengganti belajar yang hanya 1 jam itu". Ujar asidei (Kepala Sekolah MIS AL-ITTI HADIYAH).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline